Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2025

Kisah Rasulullah ﷺ Menancapkan Tangkai Kurma di Kubur

 Rintihan dari Alam Kubur: Kisah Rasulullah ﷺ Menancapkan Tangkai Kurma Salah satu kisah yang menggetarkan hati dalam perjalanan dakwah Rasulullah Muhammad ﷺ adalah saat beliau mendengar rintihan dari dalam kubur. Peristiwa ini menjadi pelajaran penting tentang dahsyatnya siksa kubur dan kasih sayang beliau terhadap umat manusia. Peristiwa Rintihan Kubur Dalam sebuah hadis shahih yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, diceritakan: "Nabi Muhammad ﷺ melewati dua kuburan, lalu beliau bersabda, 'Sesungguhnya kedua penghuni kubur ini sedang disiksa. Dan keduanya tidak disiksa karena perkara yang besar (menurut mereka). Yang satu disiksa karena tidak menjaga dirinya dari air kencing, dan yang lainnya disiksa karena suka mengadu domba.' Kemudian Nabi mengambil sebatang pelepah kurma basah, lalu membelahnya menjadi dua dan menancapkannya pada masing-masing kubur. Beliau bersabda, 'Semoga siksa keduanya diringankan selama pelepah ini belum kering.'...

Sujud: Ciri Pengikut Nabi Muhammad SAW dan Jalan Menuju Surga

Inilah yang membedakan dengan orang lain ibadah yang lain seperti sedekah dll. orang lain bisa melakukannya, tetapi sujud tidak semua orang melakukannya Dalam Al-Qur'an, kata "sujud" disebut dalam berbagai bentuk (kata kerja, kata benda) sebanyak sekitar 90 kali di berbagai ayat. Selain itu, ada 15 ayat sajdah (disebut juga Ayat Sajdah ) yang ketika dibaca disunnahkan untuk melakukan sujud tilawah. Ayat-ayat ini tersebar dalam berbagai surat, seperti: Al-A'raf: 206 Ar-Ra'd: 15 An-Nahl: 26 Al-Isra: 109 Maryam: 58 Al-Hajj: 18 Al-Hajj: 77 Al-Furqan: 60 An-Naml: 26 As-Sajdah: 15 Sad: 24 Fussilat: 38 An-Najm: 62 Insyiqaq: 21 Al-‘Alaq: 19 Sujud bukan sekadar gerakan fisik dalam salat, tetapi simbol dari ketundukan total seorang hamba kepada Tuhannya. Dalam Islam, sujud menjadi salah satu ibadah paling agung yang mencerminkan kerendahan hati, cinta, dan ketaatan seorang Muslim kepada Allah SWT. Lebih dari itu, sujud adalah c...

Konsekuensi Memilih Pemimpin Pendusta dalam Tinjauan Islam

Dalam Islam, kepemimpinan bukan sekadar jabatan duniawi, melainkan amanah besar yang kelak dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Seorang pemimpin yang berbohong, menipu, atau menyesatkan rakyatnya tidak hanya menanggung dosanya sendiri, tetapi juga bisa menyeret para pendukungnya dalam dosa yang sama. Hal ini menjadi peringatan keras bagi umat Islam agar berhati-hati dalam memilih dan mengikuti pemimpin. Pemimpin Adalah Amanah Rasulullah ﷺ bersabda: "Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya." (HR. Bukhari no. 893 dan Muslim no. 1829) Kepemimpinan adalah amanah, bukan sekadar jabatan atau kekuasaan. Seorang pemimpin dituntut untuk jujur, adil, dan mengutamakan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi. Bahaya Dusta dalam Kepemimpinan Berbohong dalam kepemimpinan adalah dosa besar. Dalam sebuah hadis, Rasulullah ﷺ bersabda: "Tanda orang munafik itu ada tiga: apabila berbicara dia berdusta, apa...

https://bit.ly/juriharmoni2024

 https://bit.ly/juriharmoni2024 Kepingan Luka Di Sekolah 65 KEBENARAN ANTARA KITA 78 Stop Thinking About The Different 75 Persahabatan beda agama 65 Manunggal Ing Topeng  75 BERDAMAI DENGAN PERBEDAAN  90 Never Enough 89 Syukur dan /sebelum beduki 82  DIANTARA 2 CAHAYA 75 Nihao! Dari si Merah  91 TUHAN, BOLEHKAH JALAN 78 Cahaya di Tengah Perbedaan 76 Tak Mengapa 75 Indahnya Saling Menghargai 75  Langitmu Tak Memilih Warnanya Sendiri 76 Perbedaan bukan hambatan 70 Luka Lama yang Menghilang 9o Teman Terbaik 86 Secangkir Kebersamaan 78 Warna Warni Kebersamaan 68 INDAHNYA PERBEDAAN 70 Petualangan di Negeri Terkutuk. 75 Back to change destiny 80 SENJANA 65 Jembatan Amore dari Tangan Emas 75 HARMONI DUA AGAMA SEKOLAH KITA 70 Alunan Ombak untuk Senja 79 Kolase Memori Gendis 75 Pesta Hari Jadi Persahabatan 80 (Keramik dan Kelopak Mawar) jejak digital iman - UJUNG DESA 65 KOTA TIGA MENARA 95 Persatuan 6 pecahan zamrud bermagis 75

Refleksi dari Pesan Menteri Agama dalam Orientasi Kerukunan Umat Beragama

  Semakin Dekat dengan Agama, Semakin Damai: Refleksi dari Pesan Menteri Agama Salah satu pernyataan yang sering diungkapkan oleh Menteri Agama Republik Indonesia adalah bahwa “Pemeluk agama yang semakin dekat dengan agamanya akan semakin damai.” Pernyataan ini sederhana, tetapi menyimpan makna yang dalam dan relevan dengan situasi kehidupan beragama saat ini. Di tengah tantangan kehidupan modern yang penuh tekanan dan godaan, agama menjadi pegangan moral dan spiritual bagi banyak orang. Namun, sayangnya, tidak jarang kita melihat bagaimana agama justru dipolitisasi atau bahkan disalahgunakan untuk membenarkan tindakan kekerasan atau intoleransi. Padahal, inti dari setiap ajaran agama sejatinya adalah kedamaian, kasih sayang, dan kemanusiaan. Ketika seseorang benar-benar mendalami ajaran agamanya—bukan hanya secara ritual, tetapi juga secara spiritual dan moral—maka hatinya akan lebih tenang, pikirannya lebih jernih, dan tindakannya lebih bijaksana. Kedekatan yang sejati dengan ag...

Sudah Saatnya Dunia Komputer Balik ke Kertas Lagi

  Di era digital ini, hampir semua aspek kehidupan kita bergantung pada layar—mulai dari pekerjaan, pendidikan, hingga hiburan. Namun, sebuah fenomena menarik mulai muncul di beberapa negara Barat: kembalinya penggunaan kertas sebagai media utama, baik untuk mencatat, membaca, maupun berpikir. Mengapa bisa begitu? Bukankah teknologi seharusnya menggantikan peran kertas? Ternyata tidak sesederhana itu. Kertas dan Konsentrasi Beberapa studi menyebutkan bahwa membaca dan menulis di atas kertas memberi dampak positif terhadap konsentrasi dan pemahaman. Saat kita menggunakan kertas, kita terbebas dari gangguan notifikasi, iklan, atau tab yang berderet-deret di browser. Pikiran jadi lebih fokus, otak bekerja lebih dalam. Negara-negara seperti Norwegia, Finlandia, dan beberapa wilayah di AS kini mulai menyarankan kembali penggunaan buku cetak di sekolah dasar. Mereka menyadari bahwa terlalu banyak paparan layar sejak usia dini justru merusak kemampuan belajar anak-anak. Menulis unt...

Islam adalah Rahmat dan Petunjuk Universal

 Al-Qur’an dengan sangat jelas menunjukkan bahwa ajaran Islam diturunkan untuk seluruh umat manusia dan menjadi rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘alamin) — bukan hanya untuk satu suku, bangsa, atau kelompok tertentu. Berikut adalah beberapa ayat yang menegaskan hal tersebut: 🌍 1. Al-Qur’an sebagai Rahmat bagi Seluruh Alam 📖 QS. Al-Anbiya’ (21): 107 وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ "Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam." 🔹 Ayat ini menegaskan bahwa Nabi Muhammad ﷺ diutus membawa rahmat (kasih sayang, petunjuk, kebaikan) untuk semua makhluk — manusia, hewan, alam, bahkan jin. 📘 2. Al-Qur’an Diturunkan untuk Seluruh Manusia 📖 QS. Saba’ (34): 28 وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِّلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَـٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ "Dan Kami tidak mengutus kamu (Muhammad) melainkan kepada seluruh umat manusia sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi p...

Penelitian Dr. Fidelma O'Leary: Sujud dan Aktivasi Sel Saraf Otak

Dr. Fidelma O’Leary , seorang ahli saraf (neuroscientist) asal Amerika dan juga seorang mualaf, pernah menyampaikan dalam berbagai forum bahwa gerakan sujud dalam sholat memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan otak . 🔍 Temuan Utama: Terdapat sel-sel saraf (neuron) tertentu yang tidak akan teraliri darah secara optimal kecuali dalam posisi sujud . Ketika sujud, posisi kepala lebih rendah dari jantung , memungkinkan aliran darah — yang membawa oksigen dan nutrisi — mengalir secara maksimal ke area frontal lobe otak. Frontal lobe inilah yang berperan dalam pengambilan keputusan, kesadaran, dan pengendalian emosi. Dengan posisi sujud yang dilakukan secara rutin, sel-sel tersebut mendapatkan asupan darah yang cukup sehingga dapat menjaga fungsi otak secara keseluruhan, termasuk memperkuat konsentrasi, stabilitas emosi, dan ketenangan mental . 🔬 Hubungan Sujud dan Ilmu Urologi Dalam dunia urologi — cabang ilmu kedokteran yang fokus pada sistem kemih dan reproduksi l...

Manfaat Rukuk dan Sujud dari Segi Kesehatan Menurut Al-Qur’an dan Hadist

Sholat adalah kewajiban utama bagi umat Islam yang bukan hanya menjadi bentuk ibadah, tetapi juga sarana menjaga kesehatan lahir dan batin. Dalam setiap gerakannya, termasuk rukuk dan sujud , tersimpan banyak manfaat luar biasa yang tidak hanya mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga menyehatkan tubuh. Ajaibnya, manfaat ini sudah disinggung dalam Al-Qur’an dan Hadis , dan kini didukung pula oleh ilmu kesehatan modern. 🕌 Rukuk: Tunduk kepada Allah, Menyehatkan Tulang Belakang 📖 Rukuk dalam Al-Qur’an Allah Ta’ala berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman, rukuklah, sujudlah, sembahlah Tuhanmu dan berbuatlah kebajikan agar kamu beruntung." (QS. Al-Hajj: 77) Ayat ini menunjukkan bahwa rukuk bukan hanya gerakan fisik, tetapi juga bentuk ketundukan spiritual. Namun di balik itu, rukuk menyimpan manfaat kesehatan: ✅ Manfaat Kesehatan Rukuk: Melenturkan tulang belakang , menjaga fleksibilitas dan kesehatan saraf-saraf tulang punggung. Meningkatkan sirkulasi dar...

Doa Jibril yang Diamini Rasulullah Muhammad SAW

  Tiga Golongan yang Puasanya Tidak Diterima Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah, ampunan, dan rahmat dari Allah SWT. Setiap amalan akan dilipatgandakan pahalanya, dan ibadah puasa menjadi kewajiban yang sangat mulia. Namun, tahukah kita bahwa ada golongan-golongan tertentu yang ibadah puasanya tidak diterima oleh Allah SWT? Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Ka'ab bin 'Ujrah RA, disebutkan bahwa malaikat Jibril pernah mendoakan keburukan bagi tiga golongan, dan doa itu diamini langsung oleh Rasulullah Muhammad SAW. Salah satunya berkaitan erat dengan ibadah di bulan Ramadhan. Berikut tiga golongan yang disebutkan: 1. Orang yang Tidak Berbakti kepada Orang Tua Dalam Islam, berbakti kepada kedua orang tua adalah salah satu amalan paling mulia setelah beribadah kepada Allah. Bahkan ridha Allah tergantung pada ridha orang tua. Maka, seseorang yang menjalankan ibadah puasa, namun masih durhaka kepada ayah dan ibunya, terancam tidak mendapatkan pahala puasanya. Sebab ia...

Jangan Meninggikan Suaramu Melebihi Imam

Dalam shalat berjamaah, terdapat adab dan tata tertib yang harus diperhatikan, salah satunya adalah larangan bagi makmum untuk mengangkat suara melebihi suara imam. Hal ini bukan sekadar etika, tetapi memiliki dasar dalam Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalil dari Al-Qur’an Allah Ta’ala berfirman dalam Surah Al-Hujurat ayat 2: "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi..." (QS. Al-Hujurat: 2) Meskipun ayat ini secara langsung berkaitan dengan adab terhadap Nabi Muhammad SAW, para ulama mengambil pelajaran bahwa dalam konteks ibadah berjamaah, termasuk shalat, tidak diperbolehkan bagi makmum meninggikan suara melebihi suara imam. Karena imam dalam shalat bertindak sebagai pemimpin, dan pemimpin harus dihormati sebagaimana kita menghormati Nabi dalam konteks ayat tersebut. Dalil dari Hadis Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya imam itu dijadikan untuk diikuti, maka apabila ia bertakbir maka berta...

Adab Berpakaian Rasulullah Muhammad SAW

Teladan Kesederhanaan dan Kesopanan Dalam kehidupan sehari-hari, Rasulullah Muhammad SAW merupakan sosok teladan dalam segala hal, termasuk dalam cara beliau berpakaian. Pakaian bukan hanya pelindung tubuh, tetapi juga cerminan akhlak dan kepribadian seseorang. Rasulullah SAW menunjukkan kepada kita bahwa berpakaian dengan adab yang baik merupakan bagian dari akhlak mulia. Berikut beberapa adab berpakaian yang diajarkan oleh Rasulullah SAW: 1. Berpakaian Bersih dan Rapi Rasulullah SAW selalu menjaga kebersihan pakaiannya. Beliau tidak memakai pakaian yang lusuh atau kotor. Meskipun hidup dalam kesederhanaan, beliau tetap tampil rapi dan bersih. Ini menunjukkan bahwa Islam sangat menganjurkan umatnya untuk menjaga penampilan dengan sopan dan bersih. “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan.” (HR. Muslim) 2. Tidak Berlebihan dalam Berpakaian Rasulullah SAW tidak pernah berpakaian berlebihan atau bermewah-mewahan. Beliau memilih pakaian yang sederhana namun layak. Hal ini menj...

Mengapa Rasulullah SAW Membersihkan Jari dengan Mulut Setelah Makan?

  Penjelasannya Menurut Hadis, Al-Qur'an, dan Kesehatan Dalam ajaran Islam, setiap perbuatan Rasulullah Muhammad SAW memiliki hikmah dan pelajaran yang mendalam, termasuk dalam hal makan. Salah satu kebiasaan beliau yang sering menjadi perhatian adalah membersihkan jari-jarinya dengan mulut setelah makan. Kebiasaan ini bukan tanpa alasan. Mari kita bahas dari tiga sudut pandang: hadis, Al-Qur’an, dan kesehatan . 1. Penjelasan dari Hadis Nabi Dalam riwayat sahih, Rasulullah SAW bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian makan, maka janganlah dia mengusap tangannya sampai dia menjilatinya atau menjilatkannya (kepada orang lain)." (HR. Bukhari dan Muslim) Dalam riwayat lain: "Sesungguhnya kalian tidak mengetahui pada suapan yang mana terdapat keberkahan." (HR. Muslim) Hadis ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW sangat menghargai setiap bagian dari makanan, bahkan sisa-sisa yang menempel di jari. Beliau mengajarkan untuk tidak menyia-nyiakan makanan ka...

Mengapa Nabi Muhammad SAW Tidur dengan Tangan Kanan di Bawah Pipi

Tinjauan Al-Qur’an, Hadis, dan Kesehatan Tidur adalah kebutuhan dasar manusia, namun Islam mengajarkan bahwa bahkan dalam hal tidur, ada adab dan sunnah yang sebaiknya diikuti. Salah satunya adalah cara tidur Nabi Muhammad SAW, yang disebutkan bahwa beliau tidur dengan posisi miring ke kanan dan meletakkan tangan kanannya di bawah pipi. Lalu, mengapa posisi ini begitu dianjurkan? Apa dasar dari Al-Qur’an dan hadits, serta bagaimana pandangan kesehatan modern terhadap cara tidur ini? Mari kita bahas bersama. Tinjauan Hadis: Sunnah Nabi dalam Tidur Dari hadits yang diriwayatkan oleh Al-Barra’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda: “Jika kamu mendatangi tempat tidurmu, maka berwudhulah sebagaimana wudhu untuk shalat. Kemudian berbaringlah di sisi kananmu dan ucapkanlah doa..." (HR. Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710) Hadis lain yang menguatkan kebiasaan Nabi SAW: “Rasulullah SAW apabila berbaring di tempat tidurnya, beliau meletakkan tangan kanannya di baw...

Ujub dan Hasad Dua Racun yang Merusak Iman

Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita tidak sadar membawa sifat-sifat yang bisa merusak hati dan iman. Dua di antaranya adalah ujub dan  hasud. Keduanya sangat dibenci dalam Islam, karena bisa menghancurkan amalan dan merusak hubungan antar sesama manusia. Apa Itu Ujub? Ujub adalah rasa bangga terhadap diri sendiri secara berlebihan, merasa diri paling hebat, paling pintar, paling benar, dan menganggap rendah orang lain. Dalam Islam, ujub termasuk penyakit hati yang sangat berbahaya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Tiga hal yang membinasakan: kekikiran yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dan seseorang yang merasa takjub terhadap dirinya sendiri." (HR. Thabrani, dihasankan oleh Al-Albani) Sifat ujub membuat seseorang merasa cukup dengan dirinya, sehingga enggan meminta pertolongan Allah atau memperbaiki diri. Ini sangat berbahaya karena bisa mengikis keikhlasan dalam beramal dan merusak pahala. Apa Itu Hasud? Hasud atau hasad adalah iri hati yang disert...

Ingin Hidup Lagi Hanya untuk Bersedekah:

  " Renungan dari Al-Qur’an dan Hadis" Dalam kehidupan dunia ini, manusia sering kali lalai hingga ajal menjemput tanpa persiapan amal. Salah satu penyesalan yang disebutkan secara langsung dalam Al-Qur'an adalah keinginan seseorang yang telah meninggal untuk bisa hidup kembali. Namun menariknya, dalam pengakuannya, ia tidak mengatakan ingin salat, puasa, atau haji—melainkan ingin bersedekah. Dalil dari Al-Qur’an Allah SWT berfirman dalam surat Al-Munafiqun ayat 10: "Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata: 'Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh.'" (QS. Al-Munafiqun: 10) Ayat ini menyiratkan bahwa saat ruh hendak dicabut, seseorang yang lalai baru menyadari pentingnya sedekah. Ia tidak menyebut ibadah ritual lainnya, tapi langsung berkata...

Hikmah Halal Bihalal

Merajut Silaturahmi, Membersihkan Hati Halal bihalal telah menjadi tradisi khas masyarakat Indonesia pasca-Idulfitri. Tradisi ini bukan sekadar ajang bersalaman atau berkumpul bersama, tetapi juga mengandung nilai-nilai luhur yang sarat makna. Di balik suasana hangat dan akrab, tersimpan berbagai hikmah yang penting bagi kehidupan sosial dan spiritual umat Islam. Asal-usul Halal Bihalal Istilah “halal bihalal” tidak ditemukan secara langsung dalam ajaran Islam, namun semangat yang dikandungnya sangat selaras dengan ajaran Al-Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini pertama kali diperkenalkan oleh KH. Wahab Chasbullah pada masa Presiden Soekarno sebagai cara untuk meredam konflik dan mempererat tali persaudaraan di tengah bangsa yang sedang tumbuh. Hikmah Halal Bihalal Menguatkan Silaturahmi Halal bihalal menjadi momentum untuk memperkuat hubungan antaranggota keluarga, tetangga, sahabat, bahkan rekan kerja. Dalam Islam, silaturahmi memiliki keutamaan besar, salah satuny...

Keutamaan Shalat di Rumah

Keutamaan Shalat di Rumah: Tinjauan dari Hadits dan Al-Qur'an Shalat adalah tiang agama dan kewajiban utama bagi setiap Muslim. Meskipun shalat berjamaah di masjid sangat dianjurkan, terutama bagi laki-laki, Islam juga memberikan perhatian besar terhadap shalat yang dikerjakan di rumah, khususnya untuk wanita dan shalat sunnah. Dalam artikel ini, kita akan membahas keutamaan shalat di rumah berdasarkan Al-Qur'an dan hadits Nabi Muhammad SAW. 1. Shalat di Rumah sebagai Perlindungan dan Keberkahan Rasulullah SAW bersabda: "Jadikanlah sebagian shalat kalian di rumah, dan janganlah kalian menjadikannya seperti kuburan." (HR. Bukhari dan Muslim) Hadits ini menunjukkan bahwa rumah yang tidak digunakan untuk shalat ibarat kuburan, sunyi dari keberkahan dan cahaya iman. Dengan memperbanyak shalat di rumah, seseorang menghadirkan ketenangan dan rahmat Allah di dalam rumah tangganya. 2. Shalat Sunnah di Rumah Lebih Utama Rasulullah SAW bersabda: "Sebaik-baik sh...

Kisah Seorang Ibu dan Anak Perempuannya yang Jujur

Masjid Kanwil Depag Jatim Pada suatu malam yang sunyi di kota Madinah, seorang ibu penjual susu sedang berbincang dengan putrinya. Sehari penuh mereka telah menjajakan susu ke para pelanggan, dan kini saatnya mempersiapkan susu untuk dijual esok pagi. Sang ibu berkata, “Nak, karena susu kita tinggal sedikit, coba kau campur saja dengan air agar terlihat banyak. Kita bisa untung lebih.” Namun sang anak perempuan menggeleng perlahan, menolak dengan halus namun tegas, “Tapi Bu, nanti kalau Amirul Mukminin Umar bin Khattab tahu, kita bisa celaka.” Ibunya menjawab, “Umar tidak akan tahu, Nak. Dia tidak ada di sini, tidak mendengar, tidak melihat.” Anak itu lalu menatap ibunya dan berkata dengan penuh keimanan, “Memang Umar tidak tahu, Bu. Tapi Allah SWT selalu melihat dan mengetahui apa yang kita lakukan, walaupun tak seorang pun manusia tahu.” Perkataan sang anak sejalan dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an: “Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Meli...

Surat Al-‘Alaq

Dalam sejarah Islam, momen turunnya wahyu pertama adalah titik balik peradaban manusia. Surat pertama yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah Surat Al-‘Alaq ayat 1-5 , yang diawali dengan kata: "Iqra' bismi rabbika alladzi khalaq" "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan." (QS. Al-‘Alaq: 1) Pertanyaannya, mengapa perintah pertama dari Allah adalah 'bacalah' ? Padahal saat itu Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai seorang yang tidak bisa membaca dan menulis. Ketika Jibril memerintahkan "Iqra’", Nabi menjawab, "Saya tidak bisa membaca." Namun, wahyu ini tetap diturunkan dengan perintah membaca. Makna yang lebih dalam dari “Iqra’” Kata "Iqra’" bukan hanya perintah untuk membaca tulisan, tapi juga perintah untuk merenung, memahami, dan menggali ilmu dengan menyebut nama Tuhan. Artinya, Islam datang bukan sekadar untuk menyebarkan ajaran ibadah, tapi juga mengangkat manusia melalui ilmu pengetah...

Iblis Menangis Menjelang Idul Fitri

Menjelang Idul Fitri, suasana hati kaum Muslimin dipenuhi harapan dan kebahagiaan. Setelah sebulan penuh berpuasa, menahan hawa nafsu, serta memperbanyak amal ibadah, ampunan Allah SWT terbuka lebar. Ramadhan adalah bulan penuh rahmat, dan di penghujungnya, banyak dosa yang dihapuskan. Namun, di balik kemeriahan dan kemenangan ini, ada sosok yang tidak senang: Iblis . Dikisahkan bahwa Iblis menangis ketika melihat dosa-dosa umat Nabi Muhammad SAW dihapus menjelang Idul Fitri. Tangisannya bukan karena penyesalan, tapi karena kegagalan besar. Usahanya menggoda manusia selama sebelas bulan hancur lebur hanya dalam satu bulan penuh ampunan. Merasa terpojok, Iblis pun memanggil bala tentaranya. Ia memberi perintah kepada anak buahnya: "Jangan biarkan umat Muhammad bersujud dengan hati bersih! Jangan biarkan mereka menangis karena rindu kepada Allah! Kacaukan malam takbiran mereka dengan hiburan dunia, hiasi hari raya mereka dengan kesombongan, gengsi, dan kesia-siaan!" Ana...

Nikmat Sehat dan Sempat yang Sering Dilupakan

Pernahkah kita merenung sejenak, betapa berharganya dua nikmat yang sering kali kita lupakan: nikmat sehat dan nikmat sempat ? Sering kali, kita baru menyadari pentingnya kesehatan ketika tubuh mulai memberi tanda-tanda lelah atau bahkan jatuh sakit. Begitu pula dengan waktu luang—baru terasa berharganya saat kita sudah terjebak dalam tumpukan kesibukan. Padahal, Rasulullah SAW pernah bersabda: "Dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu di dalamnya: nikmat sehat dan waktu luang." (HR. Bukhari) Menghargai Nikmat Sehat Kesehatan bukan sekadar tidak sakit. Sehat adalah ketika tubuh kuat, pikiran jernih, dan hati tenang. Dengan tubuh yang sehat, kita bisa bekerja, belajar, beribadah, dan melakukan berbagai aktivitas tanpa hambatan. Maka, menjaga kesehatan adalah bentuk syukur yang nyata. Mulai dari menjaga pola makan, rutin berolahraga, hingga istirahat yang cukup—semua adalah ikhtiar agar nikmat sehat tetap terjaga. Mengisi Waktu Luang dengan Hal Bermakna Waktu luang...

Pantun Idul Fitri

  1. Langit cerah disapa mentari, Takbir menggema di pagi hari. Selamat Idul Fitri penuh berkah ilahi, Mohon maaf lahir dan batin dari lubuk hati. 2. Ketupat disusun di atas meja, Sambal dan rendang menambah rasa. Di hari yang suci penuh bahagia, Maaf kupinta atas khilaf dan dosa. 3. Burung pipit terbang ke rimba, Singgah sejenak di dahan tua. Idul Fitri telah pun tiba, Mari saling maaf memaafkan dengan jiwa. 4. Sarung baru baju melayu, Anak kecil tersenyum malu. Maaf kupinta tulus padamu, Andai ada salah yang tak teralu.

Keutamaan Bulan Syawal

  KeistimewaaBulan Syawal: Bulan Penuh Berkah dan Harapan Baru Bulan Syawal adalah bulan ke-10 dalam kalender Hijriyah yang datang setelah bulan Ramadan. Bagi umat Islam, Syawal bukan hanya menjadi momen merayakan Idulfitri, tetapi juga merupakan bulan yang penuh makna dan keistimewaan. Mari kita ulas beberapa keutamaan dan keistimewaan bulan Syawal yang patut kita renungkan dan manfaatkan. 1. Bulan Kemenangan dan Kembali ke Fitrah Setelah sebulan penuh berpuasa di bulan Ramadan, Syawal menjadi simbol kemenangan bagi umat Islam. Idulfitri yang jatuh pada 1 Syawal disebut juga "Hari Kemenangan", karena telah berhasil menundukkan hawa nafsu, meningkatkan ketakwaan, dan menyucikan jiwa. Syawal adalah momen untuk kembali ke fitrah, yaitu kesucian sebagaimana bayi yang baru lahir. 2. Disunnahkan Puasa Enam Hari Salah satu keistimewaan bulan Syawal adalah adanya anjuran untuk melaksanakan puasa sunah enam hari. Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa berpuasa Ramadan, kemu...

Makna Bersilaturahmi

Silaturahmi merupakan salah satu ajaran mulia dalam Islam yang sangat ditekankan dalam Al-Qur’an dan Hadis. Secara bahasa, silaturahmi berarti menyambung tali kasih sayang. Dalam konteks Islam, silaturahmi mencakup hubungan sosial yang harmonis, saling membantu, dan saling mendoakan antar sesama, khususnya di antara keluarga dan sesama Muslim. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an: "Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu." (QS. An-Nisa: 1) Ayat ini menegaskan pentingnya menjaga hubungan kekeluargaan dan sesama manusia sebagai bentuk ketaqwaan kepada Allah. Dalam hadis, Rasulullah SAW juga sangat menekankan keutamaan silaturahmi: “Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim) Hadis ini menunjukkan bahwa silaturahmi tidak ...