Langsung ke konten utama

Jangan Meninggikan Suaramu Melebihi Imam

Dalam shalat berjamaah, terdapat adab dan tata tertib yang harus diperhatikan, salah satunya adalah larangan bagi makmum untuk mengangkat suara melebihi suara imam. Hal ini bukan sekadar etika, tetapi memiliki dasar dalam Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Dalil dari Al-Qur’an

Allah Ta’ala berfirman dalam Surah Al-Hujurat ayat 2:

"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi..."
(QS. Al-Hujurat: 2)

Meskipun ayat ini secara langsung berkaitan dengan adab terhadap Nabi Muhammad SAW, para ulama mengambil pelajaran bahwa dalam konteks ibadah berjamaah, termasuk shalat, tidak diperbolehkan bagi makmum meninggikan suara melebihi suara imam. Karena imam dalam shalat bertindak sebagai pemimpin, dan pemimpin harus dihormati sebagaimana kita menghormati Nabi dalam konteks ayat tersebut.

Dalil dari Hadis

Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya imam itu dijadikan untuk diikuti, maka apabila ia bertakbir maka bertakbirlah kalian, dan apabila ia membaca, maka diamlah kalian..."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam hadis lain disebutkan:

“Hendaklah salah seorang dari kalian tidak mengangkat suaranya di atas suara imam ketika membaca (Al-Fatihah).”
(HR. Abu Dawud, no. 603 – Hadis Hasan)

Hadis-hadis di atas menegaskan bahwa makmum tidak boleh bersuara lebih keras dari imam, baik saat membaca takbir, bacaan Al-Fatihah, maupun bacaan-bacaan lainnya dalam shalat.

Hikmah dan Tujuan Larangan

  1. Menjaga kekhusyukan shalat berjamaah
    Suara makmum yang keras bisa mengganggu kekhusyukan jamaah lain dan membuat suasana shalat menjadi tidak tenang.

  2. Menjaga ketertiban shalat berjamaah
    Dalam berjamaah, imam berfungsi sebagai pemimpin yang harus diikuti. Jika makmum mendahului atau mengeraskan suara, maka tatanan ini bisa rusak.

  3. Menghindari fitnah dan kekacauan dalam shalat
    Suara makmum yang keras bisa menyebabkan makmum lain bingung dan tidak tahu mana suara imam yang harus diikuti.

Shalat berjamaah adalah bentuk ibadah kolektif yang memiliki keutamaan besar. Namun, keutamaannya hanya akan diperoleh jika dilaksanakan sesuai dengan tuntunan syariat. Maka dari itu, mari kita jaga adab dalam shalat berjamaah, termasuk tidak mengangkat suara melebihi suara imam, sebagai bentuk penghormatan dan ketundukan dalam ibadah kepada Allah SWT.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perilaku Anak Anak Di Masjid Firdaus Madiun

Perilaku anak-anak di masjid saat sholat sering kali bervariasi tergantung pada usia, pemahaman, dan tingkat kedewasaan mereka. Ada beberapa tipe perilaku yang sering terlihat, seperti: 1. Bermain atau Berlari     Anak-anak kecil sering kali terlihat berlarian atau bermain di area masjid. Mereka belum sepenuhnya mengerti pentingnya menjaga ketenangan, sehingga lebih sering mengikuti naluri bermain mereka. Biasanya, ini terjadi pada anak usia balita hingga sekolah dasar awal. 2. Mengikuti Gerakan Sholat    Beberapa anak mencoba mengikuti gerakan sholat orang dewasa, terutama jika mereka sudah diajarkan oleh orang tua atau di sekolah. Meski gerakannya belum sempurna, mereka mencoba untuk ikut serta, yang sebenarnya bisa menjadi langkah awal yang baik dalam belajar sholat. 3. Mengganggu Teman atau Jamaah Lain    Anak-anak yang datang ke masjid bersama teman-temannya kadang bermain bersama, terkadang bahkan saling mengganggu saat sholat. Tentu, ini bisa me...

Nabi Muhammad Iri Nabi Sulaiman

Kajian Ahad Pagi  Di Masjid Firdaus Madiun  Nabi Muhammad SAW pernah menyampaikan rasa takjub terhadap nikmat yang Allah berikan kepada Nabi Sulaiman AS, yang mampu bepergian ke mana saja dengan angin sebagai kendaraannya. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bahkan berkeinginan untuk mendapatkan kemudahan seperti itu. Namun, Allah menegaskan bahwa keistimewaan masing-masing nabi sudah sesuai dengan kebijaksanaan-Nya. Meski Nabi Sulaiman diberi kelebihan menguasai angin, Nabi Muhammad SAW memiliki keistimewaan yang lebih besar, yakni sebagai rahmat bagi seluruh alam dan penutup para nabi.  Tidak ada riwayat yang sahih yang menyebutkan bahwa Rasulullah Muhammad SAW merasa iri terhadap nikmat yang diberikan kepada Nabi Sulaiman AS atau bahwa beliau meminta sesuatu yang serupa. Namun, dalam beberapa riwayat, Rasulullah SAW memang mengungkapkan rasa takjub dan kekaguman terhadap mukjizat yang diberikan kepada para nabi sebelumnya, termasuk kelebihan Nabi Sulaiman yang dapat me...

Mukjizat Mukjizat Kanjeng Nabi Muhammad SAW

 Mukjizat-mukjizat Nabi Muhammad SAW merupakan bukti nyata kenabian beliau sekaligus tanda kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Mukjizat ini diberikan untuk mendukung perjuangan beliau dalam menyebarkan risalah Islam kepada umat manusia. Berikut beberapa mukjizat utama yang menjadi bukti tersebut: 1. Mukjizat Al-Qur'an Al-Qur'an adalah mukjizat terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. Kitab ini memiliki keindahan bahasa, kedalaman makna, dan kebenaran ilmiah yang tidak bisa ditandingi oleh siapa pun, baik pada masa lalu maupun masa kini. Al-Qur'an tetap relevan sebagai petunjuk hidup hingga akhir zaman. 2. Isra' dan Mi'raj Dalam satu malam, Nabi Muhammad SAW diperjalankan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa (Isra'), lalu naik ke langit hingga Sidratul Muntaha (Mi'raj) untuk bertemu Allah SWT. Peristiwa ini membuktikan kekuasaan Allah sekaligus mempertegas pentingnya salat lima waktu. 3. Membelah Bulan Nabi Muhammad SAW diberikan mukjizat m...