Langsung ke konten utama

Postingan

Menghadirkan Hati dalam Salat

Postingan terbaru

Mendidik Anak Usia 12-17 Tahun ala Sayyidina Ali:

  Mendidik Anak Usia 12-17 Tahun ala Sayyidina Ali: Menjadi Sahabat dalam Proses Pendewasaan Masa remaja, yaitu usia 12 hingga 17 tahun, adalah fase yang penuh gejolak dalam perkembangan seorang anak. Mereka mulai mencari jati diri, membentuk cara berpikir, dan mulai membangun kemandirian. Sayyidina Ali bin Abi Thalib, seorang sahabat Rasulullah yang dikenal bijaksana, memberikan prinsip-prinsip mendidik anak yang sangat relevan dengan tantangan zaman ini, khususnya untuk anak remaja. Berikut adalah prinsip-prinsip mendidik anak usia 12-17 tahun ala Sayyidina Ali yang bisa kita terapkan: 1. Mengajarkan Toleransi dan Rasa Hormat Sayyidina Ali mengajarkan pentingnya menanamkan nilai toleransi dan rasa hormat kepada semua orang. Remaja perlu belajar menghargai perbedaan, baik dalam agama, pendapat, maupun latar belakang sosial. Mengajarkan anak untuk tidak mudah membenci dan selalu menjaga lisan akan membentuk kepribadian yang santun dan beradab. 2. Jangan Paksa Anak Menjadi Sep...

Mendidik Anak Usia 6–12 Tahun Ala Sayyidina Ali

  Mendidik Anak Usia 6–12 Tahun Ala Sayyidina Ali: Disiplin, Agama, dan Keteladanan Mendidik anak adalah tugas mulia dan amanah besar bagi setiap orang tua. Sayyidina Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu, menantu dan sepupu Rasulullah ﷺ, memberikan nasihat emas tentang bagaimana mendidik anak sesuai tahapan usianya. Untuk anak usia 6 hingga 12 tahun, beliau menekankan pentingnya pendidikan melalui kedisiplinan, pembiasaan ibadah, dan pembentukan karakter. Berikut beberapa prinsip pendidikan anak usia 6–12 tahun ala Sayyidina Ali yang patut kita terapkan: 1. Ajarkan Disiplin Sejak Dini Usia 6–12 tahun adalah masa pembentukan kebiasaan. Sayyidina Ali menekankan pentingnya mengajarkan disiplin di usia ini, terutama dalam hal waktu, tanggung jawab, dan ibadah. Disiplin bukan berarti keras, tetapi konsisten. Anak diajak memahami aturan dengan kasih sayang dan ketegasan. "Disiplin itu bukan memaksa, tapi melatih anak untuk mengenali batasan dan tanggung jawab." 2. Pen...

Dldiklah Anak Sejak Dini Ala Sayyidina Ali Radya'anhu

Mendidik Anak Sejak Dini 0 - 6 th: Meneladani Sayyidina Ali r.a. Mendidik anak adalah amanah besar yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab, cinta, dan keteladanan. Sayyidina Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu—sepupu sekaligus menantu Rasulullah ﷺ—adalah salah satu teladan dalam pendidikan anak. Beliau pernah berkata: "Didiklah anakmu pada tujuh tahun pertama dengan penuh kasih sayang, tujuh tahun kedua dengan kedisiplinan, dan tujuh tahun ketiga dengan persahabatan." Maka, pada usia 0 hingga 6 tahun, anak perlu mendapatkan kasih sayang sepenuh hati . Ini adalah masa fondasi emas dalam pertumbuhan karakter, akhlak, dan kecerdasan emosional. 1. Curahkan Kasih Sayang Tanpa Syarat Anak usia dini butuh pelukan, senyuman, dan kehangatan. Dalam rumah tangga Sayyidina Ali dan Sayyidah Fatimah, kita melihat bagaimana anak-anak seperti Hasan dan Husain tumbuh dalam suasana penuh cinta dan kelembutan. Rasulullah ﷺ pun sering mencium cucunya di depan sahabat sebagai b...

Didiklah Anakmu Seperti Sayyidina Ali bin Abi Thalib

  Didiklah Anakmu Seperti Ali bin Abi Thalib Meneladani Pendidikan Rasulullah ﷺ dalam Membangun Generasi Tangguh dan Bertakwa Dalam sejarah Islam, sosok Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu merupakan contoh sempurna hasil didikan Rasulullah ﷺ. Sejak kecil, Ali dibina dalam lingkungan iman, ilmu, dan akhlak. Ia tumbuh menjadi pemuda cerdas, pemberani, zuhud, dan penuh kasih sayang. Meneladani Ali dalam mendidik anak berarti menanamkan nilai-nilai Islam sejak dini, membangun karakter kuat, serta mempersiapkan generasi yang siap menghadapi tantangan zaman.1. Pendidikan Iman Sejak Dini Ali adalah anak pertama yang masuk Islam dari kalangan pemuda. Ketika banyak orang meragukan dakwah Nabi, Ali justru membelanya dengan mantap. Ini tidak lepas dari pembinaan keimanan yang konsisten sejak usia dini. Dalil Qur'an: “Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka...” (QS. At-Tahrim: 6) Hadis: Rasulullah ﷺ bersabda: “Setiap anak dilahirkan dalam...

Kaya Karena Doa Nabi, Miskin Karena Lupa Diri

" Kisah Ibrah dari Sa'labah bin Hatib" Di masa Rasulullah ﷺ, hidup seorang sahabat bernama Sa’labah bin Hatib Al-Anshari . Ia bukan sahabat yang dikenal karena kekayaan atau kedudukannya, namun justru karena kesungguhannya dalam menjaga shalat tepat waktu , bahkan ketika masih hidup dalam kesederhanaan. Setiap kali shalat berjamaah bersama Rasulullah ﷺ, Sa’labah selalu hadir di saf awal. Namun setelah shalat selesai, ia langsung bergegas pulang tanpa berbincang seperti kebanyakan sahabat lainnya. Rasulullah ﷺ pun bertanya, “ Wahai Sa’labah, mengapa engkau selalu segera pergi setelah shalat? ” Dengan penuh kejujuran, Sa’labah menjawab, "Ya Rasulullah, aku hanya memiliki satu pakaian. Pakaian ini harus segera aku serahkan kepada istriku, agar ia juga bisa menunaikan shalat di rumahnya." Betapa besar perhatian Sa’labah terhadap ibadah, baik untuk dirinya maupun keluarganya. Mendengar ketulusan dan kesungguhannya, Rasulullah ﷺ mendoakan agar Allah memberkahi...

Kelihatannya Ibadah untuk Akhirat, Namun Hanya Mendapat Duniawi”:

  Kelihatannya Ibadah untuk Akhirat, Namun Hanya Mendapat Duniawi Dalam kehidupan ini, banyak amal ibadah yang secara lahiriah terlihat seperti bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Namun, sangat disayangkan, tidak sedikit di antaranya yang ternyata hanya bernilai duniawi di sisi Allah karena niat dan tujuannya telah melenceng. Ibadah yang seharusnya menjadi jalan menuju surga, justru hanya berujung pada pujian manusia, keuntungan materi, atau popularitas belaka. Allah SWT berfirman: “Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna, dan mereka di dunia itu tidak dirugikan. Mereka itulah orang-orang yang tidak memperoleh (apa-apa) di akhirat kecuali neraka, dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia, dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Hud: 15–16) Contoh-Contoh Ibadah yang Ternoda Niatnya Istri Membuatkan Kopi Suami sambil Mengeluh....