Langsung ke konten utama

Bagaimana Tokoh Islam Menginisiasi Kemerdekaan Indonesia

 


"Islam Mengisi Kemerdekaan

Detik-detik menjelang kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 adalah momen yang tak terlupakan. Malam itu, para pemuda seperti Sukarni, Wikana, dan kawan-kawan, mengambil langkah berani menculik Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Tujuannya jelas: mendesak agar proklamasi kemerdekaan tidak ditunda dan tidak menunggu pemberian dari penjajah.

Hari itu, bertepatan dengan Jumat, 9 Ramadhan 1364 H, bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Momentum ini seolah menjadi pengingat bahwa perjuangan kemerdekaan tidak lepas dari rahmat dan pertolongan Allah SWT, sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945:

“Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas…”

Peran Tokoh Islam dalam Memerdekakan Indonesia

Tokoh-tokoh besar Islam, seperti KH. Hasyim Asy’ari, KH. Ahmad Dahlan, H. Agus Salim, Buya Hamka, dan KH. Wahid Hasyim, turut menginisiasi dan mengawal kemerdekaan Indonesia. Mereka memahami bahwa kemerdekaan adalah bagian dari amanah Allah untuk menjaga agama dan tanah air (ḥifẓ al-dīn wa al-waṭan).

KH. Hasyim Asy’ari, misalnya, mengeluarkan Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 yang memerintahkan umat Islam mempertahankan kemerdekaan dari ancaman penjajah. Spirit jihad ini bukan sekadar perang fisik, tetapi juga perjuangan menjaga nilai-nilai moral, keadilan, dan kemaslahatan umat.

Islam dan Makna Kemerdekaan

Dalam Islam, kemerdekaan adalah hak fitrah manusia. Allah berfirman:

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ
"Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan anak cucu Adam..."
(QS. Al-Isra’: 70)

Ayat ini mengajarkan bahwa manusia memiliki kehormatan dan kebebasan yang tidak boleh dirampas oleh siapa pun, termasuk penjajahan.

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

"Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangannya; jika tidak mampu, maka dengan lisannya; jika tidak mampu, maka dengan hatinya, dan itulah selemah-lemahnya iman."
(HR. Muslim)

Penjajahan adalah bentuk kemungkaran besar yang merampas hak dan martabat manusia. Oleh karena itu, memperjuangkan kemerdekaan adalah bagian dari perintah agama untuk menghapus kemungkaran.

Mengisi Kemerdekaan dengan Amal Shalih

Kemerdekaan bukanlah akhir dari perjuangan, melainkan awal dari tanggung jawab besar. Umat Islam diajarkan untuk mengisi kemerdekaan dengan amal shalih, sebagaimana firman Allah:

وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ
"Dan katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin..."
(QS. At-Taubah: 105)

Mengisi kemerdekaan berarti bekerja keras membangun bangsa, menegakkan keadilan, memberantas kemiskinan, memperkuat pendidikan, dan menjaga persatuan.

Penutup

Kemerdekaan Indonesia adalah buah dari perjuangan seluruh rakyat, termasuk para ulama dan pejuang Muslim yang berjuang dengan darah, doa, dan pemikiran. Spirit kemerdekaan yang lahir di bulan Ramadhan harus menjadi motivasi untuk terus menjaga negeri ini dari penjajahan baru—baik dalam bentuk penjajahan fisik, ekonomi, budaya, maupun moral.

Kemerdekaan adalah amanah Allah. Mengisinya dengan kebaikan adalah ibadah.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perilaku Anak Anak Di Masjid Firdaus Madiun

Perilaku anak-anak di masjid saat sholat sering kali bervariasi tergantung pada usia, pemahaman, dan tingkat kedewasaan mereka. Ada beberapa tipe perilaku yang sering terlihat, seperti: 1. Bermain atau Berlari     Anak-anak kecil sering kali terlihat berlarian atau bermain di area masjid. Mereka belum sepenuhnya mengerti pentingnya menjaga ketenangan, sehingga lebih sering mengikuti naluri bermain mereka. Biasanya, ini terjadi pada anak usia balita hingga sekolah dasar awal. 2. Mengikuti Gerakan Sholat    Beberapa anak mencoba mengikuti gerakan sholat orang dewasa, terutama jika mereka sudah diajarkan oleh orang tua atau di sekolah. Meski gerakannya belum sempurna, mereka mencoba untuk ikut serta, yang sebenarnya bisa menjadi langkah awal yang baik dalam belajar sholat. 3. Mengganggu Teman atau Jamaah Lain    Anak-anak yang datang ke masjid bersama teman-temannya kadang bermain bersama, terkadang bahkan saling mengganggu saat sholat. Tentu, ini bisa me...

Nabi Muhammad Iri Nabi Sulaiman

Kajian Ahad Pagi  Di Masjid Firdaus Madiun  Nabi Muhammad SAW pernah menyampaikan rasa takjub terhadap nikmat yang Allah berikan kepada Nabi Sulaiman AS, yang mampu bepergian ke mana saja dengan angin sebagai kendaraannya. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bahkan berkeinginan untuk mendapatkan kemudahan seperti itu. Namun, Allah menegaskan bahwa keistimewaan masing-masing nabi sudah sesuai dengan kebijaksanaan-Nya. Meski Nabi Sulaiman diberi kelebihan menguasai angin, Nabi Muhammad SAW memiliki keistimewaan yang lebih besar, yakni sebagai rahmat bagi seluruh alam dan penutup para nabi.  Tidak ada riwayat yang sahih yang menyebutkan bahwa Rasulullah Muhammad SAW merasa iri terhadap nikmat yang diberikan kepada Nabi Sulaiman AS atau bahwa beliau meminta sesuatu yang serupa. Namun, dalam beberapa riwayat, Rasulullah SAW memang mengungkapkan rasa takjub dan kekaguman terhadap mukjizat yang diberikan kepada para nabi sebelumnya, termasuk kelebihan Nabi Sulaiman yang dapat me...

Mukjizat Mukjizat Kanjeng Nabi Muhammad SAW

 Mukjizat-mukjizat Nabi Muhammad SAW merupakan bukti nyata kenabian beliau sekaligus tanda kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Mukjizat ini diberikan untuk mendukung perjuangan beliau dalam menyebarkan risalah Islam kepada umat manusia. Berikut beberapa mukjizat utama yang menjadi bukti tersebut: 1. Mukjizat Al-Qur'an Al-Qur'an adalah mukjizat terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. Kitab ini memiliki keindahan bahasa, kedalaman makna, dan kebenaran ilmiah yang tidak bisa ditandingi oleh siapa pun, baik pada masa lalu maupun masa kini. Al-Qur'an tetap relevan sebagai petunjuk hidup hingga akhir zaman. 2. Isra' dan Mi'raj Dalam satu malam, Nabi Muhammad SAW diperjalankan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa (Isra'), lalu naik ke langit hingga Sidratul Muntaha (Mi'raj) untuk bertemu Allah SWT. Peristiwa ini membuktikan kekuasaan Allah sekaligus mempertegas pentingnya salat lima waktu. 3. Membelah Bulan Nabi Muhammad SAW diberikan mukjizat m...