Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2025

Peristiwa di Bulan Zulhijjah

Bulan Zulhijjah adalah bulan ke-12 dalam kalender Hijriyah dan merupakan salah satu bulan yang paling istimewa dalam Islam. Banyak peristiwa dan ibadah agung terjadi pada bulan ini. Berikut 8 perkara penting yang terjadi di bulan Zulhijjah: 1. Ibadah Haji Zulhijjah adalah bulan dilaksanakannya ibadah haji, rukun Islam kelima yang wajib bagi umat Islam yang mampu. Jutaan umat Muslim dari seluruh dunia berkumpul di Tanah Suci untuk melaksanakan rangkaian ibadah ini. 2. Hari Arafah (9 Zulhijjah) Hari Arafah adalah puncak ibadah haji. Jemaah berkumpul di Padang Arafah untuk wukuf. Bagi yang tidak berhaji, sangat dianjurkan untuk berpuasa karena keutamaannya dapat menghapus dosa dua tahun (satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang). 3. Hari Raya Idul Adha (10 Zulhijjah) Dikenal sebagai Hari Raya Kurban. Umat Islam menyembelih hewan kurban sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan mengenang pengorbanan Nabi Ibrahim AS. 4. Hari-Hari Tasyriq (11–13 Zulhijjah) Tiga hari setel...

Tingkatan Alam Manusia Sampai e Syurga

  Tingkatan Alam dari Alam Rahim Sampai Telaga Al-Kautsar: Perjalanan Ruh Menuju Kekekalan Manusia bukan hanya makhluk jasmani yang hidup sementara di dunia, tetapi juga makhluk ruhani yang sedang menempuh perjalanan panjang menuju keabadian. Dalam ajaran Islam, perjalanan ini melewati berbagai tingkatan alam , dari alam sebelum kelahiran hingga kehidupan abadi di akhirat. Mari kita renungi satu per satu tingkatan alam tersebut: 1. Alam Ruh Sebelum manusia diciptakan secara fisik, Allah SWT telah menciptakan ruh. Di alam ini, semua ruh bersaksi tentang keesaan Allah. “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.” (QS. Al-A’raf: 172) Kesaksian ini menjadi dasar tanggung jawab manusia saat hidup di dunia. 2. Alam Rahim Setelah ruh ditiupkan ke janin (biasanya pada hari ke-120 dalam kandungan), manusia memasuki alam rahim . Di sinilah tahap pembentukan fisik terjadi. Ruh tinggal di sini selama sekitar 9 bulan sebelum dilahirk...

Harta Warisan Dalam Islam

  Warisan Laki-Laki Lebih Besar Daripada Perempuan dalam Islam Salah satu pertanyaan umum yang sering muncul adalah mengapa dalam Islam laki-laki mendapatkan bagian warisan dua kali lipat dari perempuan. Apakah ini bentuk ketidakadilan? Untuk menjawabnya, mari kita lihat langsung sumber utama Islam:  Al-Qur'an ,  hadis Nabi , dan  praktik sahabat . 1.  Dalil Al-Qur’an: Allah yang Menetapkan Aturan Warisan Aturan warisan ditetapkan langsung oleh Allah SWT dalam Surah An-Nisa. Salah satunya adalah: "Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian warisan untuk) anak-anakmu. Yaitu: bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua orang anak perempuan..." (QS. An-Nisa: 11) Penegasan ini bukan pendapat manusia, tapi wahyu langsung dari Allah SWT. Pembagian ini adalah hukum syariat, bukan hasil musyawarah atau budaya manusia. 2.  Hadis Nabi: Rasulullah Menyampaikan Warisan Sesuai Wahyu Rasulullah ﷺ sangat tegas dalam menjalankan hukum warisan, dan mengingatkan ...

Larangan Memotong Rambut dan Kuku bagi yang Hendak Berkurban

  Larangan Memotong Rambut dan Kuku bagi yang Hendak Berkurban  Menjelang hari raya Idul Adha, umat Islam di seluruh dunia bersiap untuk melaksanakan ibadah kurban. Salah satu hal yang sering menjadi pertanyaan adalah tentang larangan memotong rambut dan kuku bagi orang yang berniat berkurban. Apakah larangan ini ada dalam Al-Qur’an? Ataukah berasal dari hadis Nabi Muhammad ﷺ? Mari kita bahas bersama secara rinci berdasarkan sumber yang sahih. Dasar Larangan dalam Hadis Nabi ﷺ Larangan memotong rambut dan kuku bagi orang yang hendak berkurban memang tidak ditemukan secara eksplisit dalam Al-Qur’an, namun terdapat dalam hadis Nabi Muhammad ﷺ yang diriwayatkan oleh beberapa sahabat. Salah satu hadis yang paling dikenal adalah: Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha , Rasulullah ﷺ bersabda: "Apabila telah masuk sepuluh (hari pertama) Dzulhijjah dan salah seorang dari kalian ingin berkurban, maka janganlah ia memotong sedikit pun dari rambut dan kukunya." (HR. Muslim, no. 1...

Tokoh Tokoh Ilmuwan Islam

  🧠 Tokoh dan Ilmuwan Muslim Beserta Asal-Usulnya Ibnu Sina (Avicenna) Asal : Afshana, dekat Bukhara (sekarang Uzbekistan) Bidang : Kedokteran, Filsafat, Sains Karya utama : Al-Qanun fi al-Tibb (The Canon of Medicine) Fakta menarik : Dianggap sebagai bapak kedokteran modern ( Internet Encyclopedia of Philosophy , Wikipedia , Pondok Pesantren Darunnajah ) Al-Khawarizmi Asal : Khwarazm (sekarang Uzbekistan) Bidang : Matematika, Astronomi, Geografi Karya utama : Al-Kitab al-Mukhtasar fi Hisab al-Jabr wal-Muqabala Fakta menarik : Istilah "algebra" berasal dari judul karyanya; namanya menjadi asal kata "algorithm" ( Lowell Milken Center , Wikipedia ) Al-Farabi Asal : Farab (sekarang Kazakhstan) Bidang : Filsafat, Logika, Musik Fakta menarik : Dikenal sebagai "Guru Kedua" setelah Aristoteles ( Stanford Encyclopedia of Philosophy , BQ Islamic Boarding School , Encyclopedia Britannica ) Ibnu Rusyd (Averroes) ...

Bagaimana sholat Idul Adha Jatuh Hari Jum'at

  Sholat Idul Adha dan Sholat Jum'at di Hari yang Sama: Bagaimana Hukumnya Menurut Al-Qur’an dan Hadits? Ketika Hari Raya Idul Adha (atau Idul Fitri) jatuh pada hari Jumat, sering muncul pertanyaan: apakah seorang muslim tetap wajib melaksanakan sholat Jum'at setelah menunaikan sholat Id? Bagaimana pandangan syariat Islam mengenai hal ini? 1. Penjelasan Singkat Masalah Dalam Islam, sholat Jumat adalah kewajiban mingguan bagi laki-laki muslim yang memenuhi syarat. Di sisi lain, sholat Idul Adha adalah sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan). Ketika keduanya bertemu di hari yang sama, muncullah beberapa pendapat ulama berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW. 2. Dasar dari Hadits Shahih Beberapa hadits menjadi landasan utama dalam masalah ini. Salah satunya adalah: Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda: "Telah berkumpul pada hari kalian ini dua hari raya. Maka siapa yang ingin (tidak menghadiri) sholat Jumat, maka sholat Id telah mencuku...

Baca dan Tulislah Maka Akan Abadi

Baca  dan Tulislah  Maka Engkau Akan  Abadi  1. Dalam Al-Qur’an a. Wahyu Pertama: Iqra' (Bacalah) Surat Al-‘Alaq ayat 1–5: "Iqra’ bismi rabbika alladzi khalaq..." “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq: 1–5) Makna: Ayat ini menunjukkan bahwa wahyu pertama yang diturunkan adalah perintah untuk membaca . Allah menyebut “kalam” (pena), yang merupakan alat untuk menulis , menandakan pentingnya ilmu dan pencatatannya. Ilmu adalah kunci peradaban, dan membaca serta menulis adalah alat utama untuk meraihnya. b. QS. Al-Qalam: 1 "Nun. Demi pena dan apa yang mereka tulis." Allah bersumpah atas pena dan tulisan, menunjukkan kemuliaan aktivitas menulis dalam Islam. 2. Dalam Hadis Nabi Muhammad SAW a. Menuntut Ilmu “...

Manusia akan dibangkitkan kembali dari "sisa mani" yang tersimpan di tulang belakang saat hari kiamat.

 M anusia akan dibangkitkan kembali dari "sisa mani" yang tersimpan di tulang belakang saat hari kiamat. Ini memang ada dalam beberapa hadis, khususnya tentang 'ajbu al-dzanab (ujung tulang ekor). 1. Hadis tentang 'Ajbu al-Dzanab (Ujung Tulang Ekor) Rasulullah SAW bersabda: "Setiap bagian dari tubuh anak Adam akan hancur (di dalam tanah) kecuali satu bagian, yaitu ‘ajbu al-dzanab . Darinya manusia akan dibangkitkan kembali pada hari kiamat." (HR. Bukhari no. 4935, Muslim no. 2955) ‘Ajbu al-dzanab adalah bagian kecil di ujung tulang belakang (coccyx), dan disebut-sebut sebagai "benih penciptaan kembali" manusia. 2. Hubungan dengan Mani? Memang ada sebagian ulama dan penafsir yang mengaitkan sisa mani atau inti penciptaan manusia tersimpan di bagian tulang ekor (‘ajbu al-dzanab). Tapi ini bukan berarti sperma atau air mani tersimpan di tulang belakang. Lebih tepatnya: Makna simbolik atau metaforis : Bahwa 'ajbu al-dzanab adalah...

Waktu adalah Pedang

Waktu Adalah Pedang: Sebuah Renungan dalam Pandangan Islam Dalam kehidupan ini, waktu adalah salah satu nikmat paling besar yang Allah berikan kepada manusia. Namun sayangnya, waktu juga sering menjadi nikmat yang paling banyak disia-siakan. Dalam Islam, waktu bukan sekadar hitungan detik dan jam, tetapi amanah yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban. Waktu dalam Pandangan Islam Rasulullah ﷺ bersabda: "Dua nikmat yang banyak manusia tertipu (lalai) dalam menggunakannya: kesehatan dan waktu luang." (HR. Bukhari) Hadis ini menunjukkan bahwa waktu adalah aset spiritual yang sangat berharga. Banyak orang menyesal setelah waktu berlalu, terutama saat menyadari bahwa ia tak digunakan untuk kebaikan. Islam memandang waktu sebagai ladang amal, tempat menanam kebaikan sebelum datang masa panen di akhirat. Waktu Adalah Pedang Dalam pepatah Arab disebutkan: "الوقت كالسيف إن لم تقطعه قطعك" “Waktu itu bagaikan pedang, jika kamu tidak menggunakannya (dengan baik)...

Peduli Terhadap Kedisiplinan

R emaja Masjid Firdaus Madiun Belajar Jadi Pemimpin Di era modern yang serba cepat ini, membentuk karakter kepemimpinan sejak dini menjadi sebuah keharusan. Itulah yang sedang dilakukan oleh para remaja Masjid Firdaus, Madiun. Lewat berbagai kegiatan positif, mereka tidak hanya memakmurkan masjid, tetapi juga membangun diri sebagai calon pemimpin masa depan. Mengasah Jiwa Kepemimpinan Lewat Kegiatan Nyata Remaja Masjid Firdaus (Remas Firdaus) secara rutin mengadakan kegiatan keislaman seperti kajian remaja, pelatihan khutbah, bakti sosial, hingga pengelolaan kegiatan Ramadan. Dalam setiap kegiatan, para anggota diberi kesempatan untuk memimpin, merancang, dan mengevaluasi program secara mandiri dengan bimbingan dari para pembina. Melalui proses ini, mereka belajar tentang pentingnya tanggung jawab, komunikasi, kerja sama tim, serta pengambilan keputusan—nilai-nilai utama dalam kepemimpinan. Belajar dari Masjid, Untuk Masa Depan Bangsa Bagi para remaja Firdaus, masjid bukan sekada...

Etika Menyembelih Hewan Qurban dengan Kasih Sayang

Setiap Idul Adha, umat Islam di seluruh dunia menjalankan ibadah qurban sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan kepedulian terhadap sesama. Di balik ibadah yang mulia ini, ada satu hal penting yang sering luput dari perhatian: perlakuan kita terhadap hewan qurban. Kita perlu ingat, hewan juga punya hati . Mereka bisa merasakan takut, cemas, bahkan kesedihan. Maka, sudah sepatutnya kita memperlakukan mereka dengan penuh kasih sayang dan rasa hormat, bahkan di saat terakhir hidup mereka. Jangan Sampai Mereka Melihat Salah satu hal yang perlu kita jaga adalah jangan sampai hewan qurban lain melihat proses penyembelihan . Bayangkan jika Anda berada di tempat yang sama dengan orang lain yang hendak disakiti, dan Anda menyaksikan mereka disakiti lebih dulu—tentu akan menimbulkan rasa takut yang luar biasa. Hewan pun demikian. Mereka bisa mencium bau darah, melihat teman sesamanya disembelih, dan merasa ketakutan. Sembunyikan Pisau, Jauhkan Darah dari Pandangan Pisau yang tajam memang ...

Mengubah Nasib, Dimulai dari Diri Sendiri"

  Dalam hidup, sering kali kita berharap keajaiban datang tiba-tiba. Kita berdoa agar hidup menjadi lebih baik, rezeki lancar, masalah cepat selesai. Tapi terkadang kita lupa, bahwa perubahan besar dimulai dari langkah kecil yang kita lakukan sendiri. Allah SWT telah menyampaikan dalam Al-Qur’an: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: 11) Ayat ini bukan sekadar pengingat, tapi juga peringatan. Tuhan Maha Kuasa, tapi Dia ingin kita berusaha. Doa tanpa usaha adalah harapan kosong. Sebaliknya, usaha tanpa doa juga bisa jadi kesombongan. Maka kalau kita ingin keluar dari kesulitan, mari tanya pada diri: Apakah kita sudah berbenah? Sudahkah kita meninggalkan kebiasaan buruk? Sudahkah kita mulai disiplin, jujur, rajin, dan sungguh-sungguh? Perubahan nasib tidak datang dengan hanya menunggu. Ia datang ketika kita bangkit dan berkata, "Aku ingin berubah." Dan ketika perubahan itu terja...

🐄 Tata Cara Menyembelih Hewan Kurban dalam Islam

✅ 1. Niat Karena Allah Niat dalam hati bahwa penyembelihan ini adalah ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT (bukan untuk pamer, adat, atau tujuan duniawi). ✅ 2. Hewan Harus Memenuhi Syarat Jenis: Kambing, domba, sapi, kerbau, atau unta. Umur: Kambing/domba: minimal 1 tahun Sapi/kerbau: minimal 2 tahun Unta: minimal 5 tahun Sehat: Tidak buta, pincang, sangat kurus, atau cacat. ✅ 3. Waktu Penyembelihan Setelah salat Iduladha tanggal 10 Zulhijah hingga akhir hari Tasyrik (13 Zulhijah). ✅ 4. Penyembelih Harus Muslim Baligh, berakal, dan memahami tata cara menyembelih secara syar’i. ✅ 5. Alat Penyembelih Tajam dan tidak tumpul, agar hewan cepat mati dan tidak tersiksa. 🔪 Langkah-langkah Penyembelihan: Baringkan hewan ke sisi kiri menghadap kiblat. Ucapkan: Bismillāhi, Allāhu Akbar (Dengan nama Allah, Allah Maha Besar) 📌 Sunnah juga menambahkan: Allāhumma hāżihi minka wa laka "Ya Allah, ini dari-Mu dan untuk-...

Ujub Membuat Semua Pahala Hilang:

Salah satu penyakit hati yang sering kali tidak disadari oleh seorang Muslim adalah ujub , yaitu merasa bangga atau kagum terhadap diri sendiri. Ujub bukan sekadar rasa senang atas keberhasilan, melainkan perasaan tinggi hati yang membuat seseorang lupa bahwa semua kebaikan datang dari Allah SWT. Dalam Islam, ujub adalah sikap yang sangat berbahaya, karena dapat menghapus pahala amal saleh yang telah dilakukan. Apa Itu Ujub? Secara bahasa, ujub berarti merasa takjub atau kagum. Namun dalam istilah syariat, ujub adalah sikap membanggakan diri atas ibadah, amal, atau kelebihan yang dimiliki, seolah-olah semua itu datang murni dari usahanya sendiri tanpa mengakui pertolongan Allah. Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menyebutkan bahwa ujub adalah salah satu penyakit hati yang bisa menghilangkan keberkahan amal. Dalil Al-Qur'an tentang Bahaya Ujub Allah SWT mengingatkan dalam Al-Qur'an agar manusia tidak merasa bangga dan sombong: "Maka janganlah kamu mengatakan dir...

Kisah Nabi Ibrahim Mengorbankan Ismail

1. Dalam Al-Qur’an Kisah Nabi Ibrahim yang diperintahkan untuk menyembelih putranya terdapat dalam Surat As-Saffat ayat 99–111 . Berikut kutipan ayat-ayat utama yang menjelaskan peristiwa ini: Surat As-Saffat (37): 102–107 فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي ٱلْمَنَامِ أَنِّيٓ أَذْبَحُكَ فَٱنظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَـٰٓأَبَتِ ٱفْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّـٰبِرِينَ "Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: 'Wahai anakku! Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!' Ia menjawab: 'Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar'." فَلَمَّآ أَسْلَمَا وَتَلَّهُۥ لِلْجَبِينِ ۝ وَنَـٰدَيْنَـٰهُ أَن يَـٰٓإِبْرَٰهِيمُ ۝ قَدْ صَدَّقْتَ ٱلرُّءْيَآ ۚ إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجْزِى ٱلْمُحْسِنِينَ "Tatkala ke...

Kecerdasan Buatan/AI Menguji Iman bagi Orang Kristen

Di era kecerdasan buatan (AI) yang berkembang pesat ini, banyak orang mulai mempertanyakan nilai-nilai dasar yang telah dianut sejak lama, termasuk dalam hal iman dan ajaran agama. Tak terkecuali umat Kristen, yang kini dihadapkan pada gelombang informasi dan analisis dari AI yang kadang terasa menyudutkan keyakinan mereka. Beberapa orang Kristen mulai merasa goyah, bukan karena kurangnya iman, tapi karena banyaknya pertanyaan yang dimunculkan oleh sistem AI yang cerdas namun tidak beragama. AI sering kali membandingkan ayat-ayat dalam Alkitab, khususnya dari Perjanjian Lama, dengan standar moral atau logika zaman sekarang. Contoh yang sering dibahas adalah larangan makan babi dan perintah sunat dalam Hukum Taurat. AI menyoroti hal-hal ini secara logis dan historis, namun terkadang tanpa mempertimbangkan dimensi iman, spiritualitas, dan konteks kasih karunia dalam Perjanjian Baru. Mengapa Hal Ini Bisa Menggoyahkan Iman? AI mengolah data, bukan iman. Ketika ayat demi ayat dianalisis...

Sejarah Haji Menurut Hadis dan Al-Qur'an

  Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mampu, baik secara fisik maupun finansial. Haji bukan sekadar ritual tahunan umat Islam, melainkan memiliki sejarah panjang yang bermula sejak zaman Nabi Ibrahim AS. Dalam tulisan ini, kita akan mengulas sejarah haji berdasarkan sumber utama umat Islam, yaitu Al-Qur’an dan hadis. Asal Usul Ibadah Haji dalam Al-Qur'an Sejarah haji berakar dari kisah Nabi Ibrahim AS dan keluarganya. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyerukan haji kepada umat manusia: "Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus, mereka datang dari segenap penjuru yang jauh." (QS. Al-Hajj: 27) Ayat ini menunjukkan bahwa ibadah haji sudah diperintahkan sejak zaman Nabi Ibrahim AS. Beliau bersama putranya, Nabi Ismail AS, diperintahkan untuk membangun Ka'bah sebagai rumah ibadah perta...

Cara untuk Mendapatkan Ridho Allah":

  Setiap Muslim tentu menginginkan hidup yang diberkahi dan diridhai oleh Allah SWT. Ridho Allah adalah kunci kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat. Namun, bagaimana cara agar kita bisa meraih ridho-Nya? Berikut beberapa cara yang dapat kita lakukan: 1. Ikhlas dalam Beribadah Melakukan ibadah dengan hati yang tulus semata-mata karena Allah, bukan karena ingin dipuji atau dianggap saleh oleh manusia. Allah mencintai hamba yang ikhlas, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus...” (QS. Al-Bayyinah: 5) 2. Menjaga Shalat Lima Waktu Shalat adalah tiang agama. Menjaga shalat lima waktu dengan tepat waktu dan khusyuk adalah bentuk ketaatan paling mendasar kepada Allah. 3. Berbakti kepada Orang Tua Ridho orang tua sangat erat kaitannya dengan ridho Allah. Rasulullah SAW bersabda: “Ridha Allah terletak pada ridha orang tua, dan murka Allah terl...

Senyum Itu Ibadah

  Tersenyumlah   Selagi Masih Ada Kesempatan  Bismillahirrahmanirrahim. Dalam kehidupan sehari-hari, senyum mungkin terlihat sebagai hal kecil, bahkan sepele. Namun dalam Islam, senyum memiliki nilai yang sangat mulia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah mencontohkan betapa senyum bisa menjadi ladang pahala, bahkan disebut sebagai bentuk ibadah. Senyum dalam Hadits Nabi Salah satu hadits yang sangat populer terkait senyum adalah sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam: "Tabassumuka fi wajhi akhika laka shadaqah." "Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah." (HR. Tirmidzi, no. 1956; dinilai hasan oleh Al-Albani) Hadits ini menunjukkan bahwa sekadar menampakkan wajah ramah dan tersenyum kepada orang lain bisa dihitung sebagai bentuk sedekah. Tidak semua sedekah harus berbentuk materi; Islam mengajarkan bahwa sikap baik dan akhlak mulia juga bernilai ibadah. Senyum dalam Al-Qur'an (Isyarat Makna) Meskipun tidak disebutkan secara ekspli...

Mengapa Islam Memilih Jumat, Kristen Minggu, dan Yahudi Sabtu?

Setiap agama memiliki hari ibadah utama yang dijadikan hari suci oleh para pemeluknya. Dalam Islam, hari Jumat memiliki kedudukan istimewa. Kristen mengkhususkan hari Minggu sebagai hari ibadah, sementara Yahudi menjadikan hari Sabtu (Sabat) sebagai hari perhentian dan ibadah. Apa alasan di balik perbedaan ini? Mari kita tinjau dari sudut pandang Al-Qur'an dan Hadits. 1. Hari Jumat dalam Islam Dalam Islam, hari Jumat adalah hari paling utama dalam sepekan. Rasulullah SAW bersabda: "Sebaik-baik hari yang pada hari itu matahari terbit adalah hari Jumat; pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu ia dimasukkan ke surga, dan pada hari itu pula ia dikeluarkan dari surga." (HR. Muslim) Selain itu, Allah memerintahkan umat Islam untuk menghadiri shalat Jumat dalam Al-Qur’an: "Wahai orang-orang yang beriman! Apabila diseru untuk melaksanakan shalat pada hari Jumat, maka segeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih bai...