Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mampu, baik secara fisik maupun finansial. Haji bukan sekadar ritual tahunan umat Islam, melainkan memiliki sejarah panjang yang bermula sejak zaman Nabi Ibrahim AS. Dalam tulisan ini, kita akan mengulas sejarah haji berdasarkan sumber utama umat Islam, yaitu Al-Qur’an dan hadis.
Asal Usul Ibadah Haji dalam Al-Qur'an
Sejarah haji berakar dari kisah Nabi Ibrahim AS dan keluarganya. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyerukan haji kepada umat manusia:
"Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus, mereka datang dari segenap penjuru yang jauh."
(QS. Al-Hajj: 27)
Ayat ini menunjukkan bahwa ibadah haji sudah diperintahkan sejak zaman Nabi Ibrahim AS. Beliau bersama putranya, Nabi Ismail AS, diperintahkan untuk membangun Ka'bah sebagai rumah ibadah pertama bagi umat manusia (QS. Al-Baqarah: 127). Ka'bah menjadi pusat ibadah dan simbol tauhid.
Rangkaian Haji dan Kisahnya dalam Hadis
Beberapa ritual utama dalam haji memiliki dasar historis yang kuat. Misalnya:
-
Tawaf mengelilingi Ka'bah – meneladani perintah Allah dan tradisi para nabi.
-
Sa’i antara Shafa dan Marwah – mengenang perjuangan Siti Hajar mencari air untuk putranya, Nabi Ismail. Ini disebut dalam Al-Qur’an:
"Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah..."
(QS. Al-Baqarah: 158) -
Wukuf di Arafah – merupakan puncak haji. Rasulullah SAW bersabda:
"Haji itu adalah Arafah."
(HR. Tirmidzi, Abu Dawud) -
Melempar jumrah – mengenang tindakan Nabi Ibrahim saat mengusir setan yang mencoba menggoda agar beliau tidak menjalankan perintah Allah untuk menyembelih Ismail.
Penegasan dari Hadis Nabi
Rasulullah SAW menunaikan ibadah haji satu kali dalam hidupnya, yang dikenal sebagai Haji Wada’. Dalam kesempatan tersebut, beliau menjelaskan tata cara haji dan menyampaikan khutbah yang berisi pesan kemanusiaan dan kesetaraan:
"Wahai manusia, sesungguhnya Tuhan kalian satu dan bapak kalian satu. Tidak ada kelebihan orang Arab atas non-Arab, atau non-Arab atas orang Arab, kecuali dalam takwa."
(HR. Ahmad)
Ibadah haji memiliki nilai sejarah, spiritual, dan sosial yang dalam. Ia mengajarkan ketundukan kepada Allah, mengingat perjuangan para nabi, dan menyatukan umat Islam dari seluruh dunia. Dengan memahami sejarah dan makna ibadah ini, kita dapat melaksanakan haji dengan lebih khusyuk dan penuh kesadaran.
Komentar
Posting Komentar