Langsung ke konten utama

Baca dan Tulislah Maka Akan Abadi


Baca  dan Tulislah 

Maka Engkau Akan  Abadi 

1. Dalam Al-Qur’an

a. Wahyu Pertama: Iqra' (Bacalah)

Surat Al-‘Alaq ayat 1–5:

"Iqra’ bismi rabbika alladzi khalaq..."
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq: 1–5)

Makna:

  • Ayat ini menunjukkan bahwa wahyu pertama yang diturunkan adalah perintah untuk membaca.

  • Allah menyebut “kalam” (pena), yang merupakan alat untuk menulis, menandakan pentingnya ilmu dan pencatatannya.

  • Ilmu adalah kunci peradaban, dan membaca serta menulis adalah alat utama untuk meraihnya.

b. QS. Al-Qalam: 1

"Nun. Demi pena dan apa yang mereka tulis."
Allah bersumpah atas pena dan tulisan, menunjukkan kemuliaan aktivitas menulis dalam Islam.


2. Dalam Hadis Nabi Muhammad SAW

a. Menuntut Ilmu

“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim.” (HR. Ibnu Majah)

Makna:
Menuntut ilmu membutuhkan kemampuan membaca dan menulis sebagai sarana dasar.

b. Dokumentasi dan Penulisan Hadis

Nabi pernah memerintahkan para sahabat untuk menuliskan ilmu:

“Tulislah ilmu!”
(HR. Tirmidzi – Hasan Shahih)

c. Hadis tentang Ilmu yang Bermanfaat

“Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)

Makna:
Ilmu yang ditulis dan diwariskan bisa menjadi amal jariyah.

Islam sangat menekankan pentingnya membaca dan menulis karena:

  • Merupakan pintu masuk menuntut ilmu.

  • Menjadi bagian dari wahyu pertama.

  • Menjadi jalan untuk menyebarkan dan menjaga ilmu.

  • Menjadi amal yang terus mengalir pahalanya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perilaku Anak Anak Di Masjid Firdaus Madiun

Perilaku anak-anak di masjid saat sholat sering kali bervariasi tergantung pada usia, pemahaman, dan tingkat kedewasaan mereka. Ada beberapa tipe perilaku yang sering terlihat, seperti: 1. Bermain atau Berlari     Anak-anak kecil sering kali terlihat berlarian atau bermain di area masjid. Mereka belum sepenuhnya mengerti pentingnya menjaga ketenangan, sehingga lebih sering mengikuti naluri bermain mereka. Biasanya, ini terjadi pada anak usia balita hingga sekolah dasar awal. 2. Mengikuti Gerakan Sholat    Beberapa anak mencoba mengikuti gerakan sholat orang dewasa, terutama jika mereka sudah diajarkan oleh orang tua atau di sekolah. Meski gerakannya belum sempurna, mereka mencoba untuk ikut serta, yang sebenarnya bisa menjadi langkah awal yang baik dalam belajar sholat. 3. Mengganggu Teman atau Jamaah Lain    Anak-anak yang datang ke masjid bersama teman-temannya kadang bermain bersama, terkadang bahkan saling mengganggu saat sholat. Tentu, ini bisa me...

Mukjizat Mukjizat Kanjeng Nabi Muhammad SAW

 Mukjizat-mukjizat Nabi Muhammad SAW merupakan bukti nyata kenabian beliau sekaligus tanda kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Mukjizat ini diberikan untuk mendukung perjuangan beliau dalam menyebarkan risalah Islam kepada umat manusia. Berikut beberapa mukjizat utama yang menjadi bukti tersebut: 1. Mukjizat Al-Qur'an Al-Qur'an adalah mukjizat terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. Kitab ini memiliki keindahan bahasa, kedalaman makna, dan kebenaran ilmiah yang tidak bisa ditandingi oleh siapa pun, baik pada masa lalu maupun masa kini. Al-Qur'an tetap relevan sebagai petunjuk hidup hingga akhir zaman. 2. Isra' dan Mi'raj Dalam satu malam, Nabi Muhammad SAW diperjalankan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa (Isra'), lalu naik ke langit hingga Sidratul Muntaha (Mi'raj) untuk bertemu Allah SWT. Peristiwa ini membuktikan kekuasaan Allah sekaligus mempertegas pentingnya salat lima waktu. 3. Membelah Bulan Nabi Muhammad SAW diberikan mukjizat m...

Nabi Muhammad Iri Nabi Sulaiman

Kajian Ahad Pagi  Di Masjid Firdaus Madiun  Nabi Muhammad SAW pernah menyampaikan rasa takjub terhadap nikmat yang Allah berikan kepada Nabi Sulaiman AS, yang mampu bepergian ke mana saja dengan angin sebagai kendaraannya. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bahkan berkeinginan untuk mendapatkan kemudahan seperti itu. Namun, Allah menegaskan bahwa keistimewaan masing-masing nabi sudah sesuai dengan kebijaksanaan-Nya. Meski Nabi Sulaiman diberi kelebihan menguasai angin, Nabi Muhammad SAW memiliki keistimewaan yang lebih besar, yakni sebagai rahmat bagi seluruh alam dan penutup para nabi.  Tidak ada riwayat yang sahih yang menyebutkan bahwa Rasulullah Muhammad SAW merasa iri terhadap nikmat yang diberikan kepada Nabi Sulaiman AS atau bahwa beliau meminta sesuatu yang serupa. Namun, dalam beberapa riwayat, Rasulullah SAW memang mengungkapkan rasa takjub dan kekaguman terhadap mukjizat yang diberikan kepada para nabi sebelumnya, termasuk kelebihan Nabi Sulaiman yang dapat me...