Kisah Usman bin Affan: Khalifah Dermawan yang Dicintai
Usman bin Affan radhiyallahu ‘anhu adalah salah satu sahabat utama Rasulullah ﷺ dan khalifah ketiga dalam Khulafaur Rasyidin. Beliau dikenal sebagai seorang yang dermawan, pemalu, dan memiliki hati yang lembut. Berikut adalah kisah perjalanan hidupnya yang penuh teladan.
Masa Muda dan Keislaman
Usman bin Affan berasal dari keluarga bangsawan Quraisy, suku Bani Umayyah. Beliau adalah seorang pedagang sukses yang memiliki kekayaan melimpah. Ketika mendengar dakwah Rasulullah ﷺ, hatinya langsung tersentuh. Dengan perantara Abu Bakar Ash-Shiddiq, Usman pun memeluk Islam. Keputusannya ini tidak mudah, karena keluarganya menentang keras, tetapi ia tetap teguh dalam keimanannya.
Pernikahan dengan Putri Rasulullah ﷺ
Usman mendapatkan kehormatan besar dengan menikahi Ruqayyah, putri Rasulullah ﷺ. Setelah Ruqayyah wafat, Rasulullah ﷺ menikahkannya dengan putrinya yang lain, Ummu Kulthum. Karena itulah, Usman diberi gelar Dzun Nurain (Pemilik Dua Cahaya).
Dermawan yang Luar Biasa
Salah satu kisah kedermawanan Usman yang paling terkenal adalah ketika ia membeli sumur Raumah dari seorang Yahudi di Madinah. Saat itu, air bersih sulit didapat, dan pemilik sumur menjual airnya dengan harga tinggi. Usman pun membeli sumur tersebut dan menghibahkannya kepada kaum Muslimin agar mereka bisa mengambil air secara gratis.
Selain itu, ketika kaum Muslimin bersiap menghadapi Perang Tabuk, Usman menyumbangkan 1.000 ekor unta, 50 kuda, dan 10.000 dinar emas untuk pasukan Islam. Rasulullah ﷺ bahkan bersabda, “Tidak ada lagi yang akan membahayakan Usman setelah hari ini.” (HR. Tirmidzi).
Menjadi Khalifah dan Ujian Berat
Setelah wafatnya Umar bin Khattab, Usman terpilih menjadi khalifah ketiga. Di bawah kepemimpinannya, Islam berkembang pesat dan wilayah kekuasaannya semakin luas. Salah satu jasa terbesarnya adalah membukukan Al-Qur'an dalam satu mushaf standar, yang dikenal sebagai Mushaf Usmani, untuk mencegah perbedaan bacaan yang dapat menimbulkan perpecahan.
Namun, menjelang akhir kepemimpinannya, fitnah mulai muncul. Kelompok pemberontak menuduhnya melakukan nepotisme dan menyalahgunakan kekuasaan, meskipun tuduhan itu tidak benar. Hingga akhirnya, Usman dibunuh di rumahnya dalam keadaan membaca Al-Qur'an.
Kesimpulan
Usman bin Affan adalah sosok yang patut dijadikan teladan dalam kedermawanan, keteguhan iman, dan kepemimpinan yang penuh hikmah. Meskipun menghadapi banyak cobaan, ia tetap mempertahankan prinsipnya hingga akhir hayat. Semoga kita dapat meneladani sifat-sifat mulia beliau dalam kehidupan sehari-hari.
Komentar
Posting Komentar