Apakah Kita Termasuk Umat yang Paling Dirindukan Allah dan Rasul-Nya?

 

Dalam sebuah dialog penuh hikmah antara Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya setelah selesai salat berjamaah, terungkap sebuah kisah yang begitu menyentuh hati. Kisah ini mengajarkan kepada kita siapa sebenarnya umat yang paling dirindukan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.

Dialog Rasulullah dan Para Sahabat

Usai salat, Rasulullah ﷺ bertanya kepada para sahabatnya:

“Tahukah kalian, siapakah umat yang paling dirindukan oleh Allah SWT?”

Para sahabat yang mulia menjawab dengan penuh rasa hormat.
Ada yang berkata, “Malaikat, ya Rasulullah.”
Namun Nabi ﷺ menjawab, “Malaikat selalu taat kepada Allah, tapi bukan mereka yang paling dirindukan.”

Lalu sahabat lain menjawab, “Kalau begitu, para nabi terdahulu, ya Rasulullah.”
Rasulullah ﷺ kembali menjawab, “Mereka adalah hamba-hamba pilihan Allah, namun bukan mereka.”

Sahabat pun kembali bertanya, “Apakah kami, para sahabatmu, yang paling dirindukan?”
Namun Nabi ﷺ tersenyum dan berkata, “Kalian adalah sahabatku, kalian sangat mulia di sisi Allah. Tetapi bukan kalian yang paling dirindukan.”

Umat yang Paling Dirindukan

Setelah itu, Rasulullah ﷺ bersabda dengan penuh rasa kasih sayang:

“Umat yang paling dirindukan Allah dan aku adalah mereka yang datang setelah kalian. Mereka tidak pernah melihatku, tidak pernah hidup sezaman denganku, namun mereka beriman kepadaku dan mencintaiku dengan sepenuh hati.”

(Hadis ini diriwayatkan dalam berbagai kitab hadis tentang “ikhwānī” — saudaraku yang paling dirindukan, meskipun sanadnya diperselisihkan, namun maknanya sejalan dengan semangat hadis-hadis sahih lainnya).

Dalil Al-Qur’an tentang Kerinduan dan Cinta kepada Nabi

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

“Katakanlah (Muhammad), jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS. Ali Imran: 31)

Ayat ini menegaskan bahwa tanda cinta kepada Allah adalah mengikuti Rasulullah ﷺ.

Selain itu, Allah juga berfirman tentang kedudukan umat yang datang kemudian:

“Orang-orang yang datang sesudah mereka (para sahabat) berdoa: ‘Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.’”
(QS. Al-Hasyr: 10)

Ayat ini menunjukkan bahwa generasi setelah sahabat pun tetap memiliki kedudukan mulia di sisi Allah, selama mereka menjaga iman dan cinta kepada Nabi ﷺ.

Makna untuk Kita

Kisah ini memberi pesan yang sangat dalam. Kita adalah umat yang tidak pernah melihat Rasulullah ﷺ secara langsung. Kita tidak pernah mendengar suara beliau, tidak pernah berjabat tangan dengan beliau, apalagi duduk dalam majelisnya. Namun, dengan rahmat Allah, hati kita tetap beriman kepada ajaran beliau dan mencintai sunnahnya.

Rasulullah ﷺ bersabda dalam hadis sahih:

“Berbahagialah orang yang melihatku dan beriman kepadaku. Berbahagialah, berbahagialah, berbahagialah orang yang beriman kepadaku padahal mereka tidak pernah melihatku.”
(HR. Ahmad, Hakim, dan Ibnu Hibban – dinyatakan sahih)

Hadis ini menjadi penguat bahwa umat yang tidak pernah bertemu Rasulullah ﷺ, namun tetap beriman, termasuk golongan yang sangat dirindukan oleh Nabi.

Penutup

Menjadi umat yang paling dirindukan Allah SWT dan Rasulullah ﷺ adalah sebuah kehormatan sekaligus amanah. Semoga kita termasuk golongan yang benar-benar meraih kerinduan itu dengan terus memperkuat iman, memperbanyak amal saleh, dan menjaga cinta kita kepada Nabi Muhammad ﷺ hingga akhir hayat.

“Ya Allah, jadikanlah kami hamba-hamba-Mu yang istiqamah beriman dan istiqamah mencintai Rasul-Mu, meski kami tidak pernah melihatnya di dunia, agar kelak Kau pertemukan kami dengannya di surga-Mu yang penuh kemuliaan.”


0 Comments

Follow Me On Instagram