Ayat yang sering dikaitkan dengan sihir dalam Al-Qur’an adalah Surah Al-Baqarah ayat 102, yang menjelaskan tentang sihir yang diajarkan oleh setan-setan kepada manusia di zaman Nabi Sulaiman. Berikut ini asbabun nuzulnya:
1. Konteks Sejarah
Pada masa Nabi Sulaiman, beliau diberi mukjizat luar biasa, termasuk kemampuan mengendalikan jin dan angin. Setelah wafatnya, ada sekelompok orang Yahudi yang menyebarkan tuduhan bahwa kerajaan Sulaiman didasarkan pada sihir, bukan wahyu dari Allah.
Kemudian, di masa Nabi Muhammad ﷺ, orang-orang Yahudi di Madinah juga menuduh bahwa ajaran beliau berasal dari sihir, sebagaimana mereka menuduh Nabi Sulaiman. Maka, Allah menurunkan ayat ini untuk menjelaskan bahwa:
- Nabi Sulaiman tidak melakukan sihir.
- Sihir itu diajarkan oleh setan-setan kepada manusia.
- Dua malaikat, Harut dan Marut, hanya mengajarkan sihir sebagai ujian bagi manusia, bukan untuk diamalkan.
2. Teks Al-Qur’an (Al-Baqarah: 102)
"Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman. Padahal, Sulaiman tidak kafir, tetapi setan-setan itulah yang kafir. Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di Babil, Harut dan Marut. Keduanya tidak mengajarkan sesuatu kepada seseorang sebelum mengatakan, 'Sesungguhnya kami hanya ujian, maka janganlah kafir.' Tetapi mereka mempelajari dari keduanya apa yang dapat memisahkan antara suami dan istrinya, padahal mereka tidak bisa mencelakai seseorang dengan sihir kecuali dengan izin Allah..."
3. Kesimpulan
- Sihir bukan berasal dari Nabi Sulaiman, melainkan dari setan.
- Ilmu sihir diajarkan sebagai ujian bagi manusia, bukan untuk dipraktikkan.
- Sihir bisa membawa mudarat, tetapi tidak bisa terjadi tanpa izin Allah.
Jadi, asbabun nuzulnya berkaitan dengan bantahan terhadap tuduhan orang-orang Yahudi terhadap Nabi Sulaiman dan untuk mengingatkan bahwa sihir adalah ilmu yang menyesatkan.
Komentar
Posting Komentar