Ada hadis qudsi yang berbunyi:
"Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Maka hendaklah ia berprasangka kepada-Ku sesuai dengan kehendaknya."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini mengajarkan bahwa bagaimana kita memandang Allah akan mempengaruhi cara Allah memperlakukan kita. Jika kita berprasangka baik, berharap rahmat, ampunan, dan pertolongan-Nya, maka itulah yang akan kita dapatkan. Sebaliknya, jika kita berprasangka buruk, maka kita bisa kehilangan keberkahan dan rahmat-Nya.
Kisah tentang Istighfar dan Musibah
Ada banyak kisah tentang orang yang ditimpa musibah lalu beristighfar, salah satunya adalah kisah Imam Ahmad bin Hanbal.
Diceritakan bahwa suatu hari, Imam Ahmad dalam perjalanan dan mencari tempat untuk beristirahat di masjid. Namun, penjaga masjid mengusirnya. Kemudian, seorang tukang roti yang melihatnya menawarkan tempat tinggal di rumahnya. Saat Imam Ahmad di rumah tukang roti itu, ia melihat tukang roti tersebut terus-menerus beristighfar saat menguleni adonan.
Imam Ahmad bertanya, "Apa manfaat dari kebiasaan istighfarmu ini?"
Tukang roti menjawab, "Setiap kali aku memohon sesuatu kepada Allah, pasti dikabulkan, kecuali satu permintaan."
Imam Ahmad bertanya, "Apa itu?"
Tukang roti menjawab, "Aku berdoa agar bisa bertemu dengan Imam Ahmad bin Hanbal."
Imam Ahmad tersenyum dan berkata, "Doamu telah dikabulkan. Aku adalah Ahmad bin Hanbal."
Kisah ini menunjukkan bahwa istighfar bisa menjadi sebab datangnya pertolongan Allah dan terkabulnya doa.
Ada keajaiban istighfar yang terjadi pada zaman Imam Hasan Al-Bashri.
Kisah Hasan Al-Bashri dan Orang yang Mengeluh
Hasan Al-Bashri adalah seorang ulama besar di zamannya. Suatu hari, beberapa orang datang kepadanya dengan berbagai keluhan:
- Seorang lelaki datang mengeluh tentang kemiskinannya.
- Orang lain mengadu bahwa ia lama tidak memiliki anak.
- Yang lain lagi mengeluhkan sawah dan kebunnya yang kering karena kurang hujan.
Setiap kali mereka datang dengan masalahnya, Hasan Al-Bashri hanya memberi satu jawaban: "Perbanyaklah istighfar."
Seseorang yang mendengar jawaban tersebut penasaran dan bertanya, “Wahai Imam, mengapa engkau memberikan jawaban yang sama kepada mereka semua?”
Hasan Al-Bashri pun menjawab dengan mengutip firman Allah dalam Surah Nuh ayat 10-12:
"Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyak harta serta anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun serta mengadakan (pula di dalamnya) sungai-sungai.’” (QS. Nuh: 10-12)
Dari kisah ini, kita belajar bahwa istighfar bukan hanya untuk menghapus dosa, tetapi juga bisa membuka pintu rezeki, memperbaiki kehidupan, dan menghilangkan kesulitan.
Komentar
Posting Komentar