Langsung ke konten utama

Allah SWT seperti Apa yang Kita Prasangkan

 


Ada hadis qudsi yang berbunyi:

"Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Maka hendaklah ia berprasangka kepada-Ku sesuai dengan kehendaknya."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini mengajarkan bahwa bagaimana kita memandang Allah akan mempengaruhi cara Allah memperlakukan kita. Jika kita berprasangka baik, berharap rahmat, ampunan, dan pertolongan-Nya, maka itulah yang akan kita dapatkan. Sebaliknya, jika kita berprasangka buruk, maka kita bisa kehilangan keberkahan dan rahmat-Nya.

Kisah tentang Istighfar dan Musibah
Ada banyak kisah tentang orang yang ditimpa musibah lalu beristighfar, salah satunya adalah kisah Imam Ahmad bin Hanbal.

Diceritakan bahwa suatu hari, Imam Ahmad dalam perjalanan dan mencari tempat untuk beristirahat di masjid. Namun, penjaga masjid mengusirnya. Kemudian, seorang tukang roti yang melihatnya menawarkan tempat tinggal di rumahnya. Saat Imam Ahmad di rumah tukang roti itu, ia melihat tukang roti tersebut terus-menerus beristighfar saat menguleni adonan.

Imam Ahmad bertanya, "Apa manfaat dari kebiasaan istighfarmu ini?"
Tukang roti menjawab, "Setiap kali aku memohon sesuatu kepada Allah, pasti dikabulkan, kecuali satu permintaan."
Imam Ahmad bertanya, "Apa itu?"
Tukang roti menjawab, "Aku berdoa agar bisa bertemu dengan Imam Ahmad bin Hanbal."
Imam Ahmad tersenyum dan berkata, "Doamu telah dikabulkan. Aku adalah Ahmad bin Hanbal."

Kisah ini menunjukkan bahwa istighfar bisa menjadi sebab datangnya pertolongan Allah dan terkabulnya doa.


Ada keajaiban istighfar yang terjadi pada zaman Imam Hasan Al-Bashri.

Kisah Hasan Al-Bashri dan Orang yang Mengeluh

Hasan Al-Bashri adalah seorang ulama besar di zamannya. Suatu hari, beberapa orang datang kepadanya dengan berbagai keluhan:

  1. Seorang lelaki datang mengeluh tentang kemiskinannya.
  2. Orang lain mengadu bahwa ia lama tidak memiliki anak.
  3. Yang lain lagi mengeluhkan sawah dan kebunnya yang kering karena kurang hujan.

Setiap kali mereka datang dengan masalahnya, Hasan Al-Bashri hanya memberi satu jawaban: "Perbanyaklah istighfar."

Seseorang yang mendengar jawaban tersebut penasaran dan bertanya, “Wahai Imam, mengapa engkau memberikan jawaban yang sama kepada mereka semua?”

Hasan Al-Bashri pun menjawab dengan mengutip firman Allah dalam Surah Nuh ayat 10-12:

"Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyak harta serta anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun serta mengadakan (pula di dalamnya) sungai-sungai.’” (QS. Nuh: 10-12)

Dari kisah ini, kita belajar bahwa istighfar bukan hanya untuk menghapus dosa, tetapi juga bisa membuka pintu rezeki, memperbaiki kehidupan, dan menghilangkan kesulitan.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perilaku Anak Anak Di Masjid Firdaus Madiun

Perilaku anak-anak di masjid saat sholat sering kali bervariasi tergantung pada usia, pemahaman, dan tingkat kedewasaan mereka. Ada beberapa tipe perilaku yang sering terlihat, seperti: 1. Bermain atau Berlari     Anak-anak kecil sering kali terlihat berlarian atau bermain di area masjid. Mereka belum sepenuhnya mengerti pentingnya menjaga ketenangan, sehingga lebih sering mengikuti naluri bermain mereka. Biasanya, ini terjadi pada anak usia balita hingga sekolah dasar awal. 2. Mengikuti Gerakan Sholat    Beberapa anak mencoba mengikuti gerakan sholat orang dewasa, terutama jika mereka sudah diajarkan oleh orang tua atau di sekolah. Meski gerakannya belum sempurna, mereka mencoba untuk ikut serta, yang sebenarnya bisa menjadi langkah awal yang baik dalam belajar sholat. 3. Mengganggu Teman atau Jamaah Lain    Anak-anak yang datang ke masjid bersama teman-temannya kadang bermain bersama, terkadang bahkan saling mengganggu saat sholat. Tentu, ini bisa me...

Nabi Muhammad Iri Nabi Sulaiman

Kajian Ahad Pagi  Di Masjid Firdaus Madiun  Nabi Muhammad SAW pernah menyampaikan rasa takjub terhadap nikmat yang Allah berikan kepada Nabi Sulaiman AS, yang mampu bepergian ke mana saja dengan angin sebagai kendaraannya. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bahkan berkeinginan untuk mendapatkan kemudahan seperti itu. Namun, Allah menegaskan bahwa keistimewaan masing-masing nabi sudah sesuai dengan kebijaksanaan-Nya. Meski Nabi Sulaiman diberi kelebihan menguasai angin, Nabi Muhammad SAW memiliki keistimewaan yang lebih besar, yakni sebagai rahmat bagi seluruh alam dan penutup para nabi.  Tidak ada riwayat yang sahih yang menyebutkan bahwa Rasulullah Muhammad SAW merasa iri terhadap nikmat yang diberikan kepada Nabi Sulaiman AS atau bahwa beliau meminta sesuatu yang serupa. Namun, dalam beberapa riwayat, Rasulullah SAW memang mengungkapkan rasa takjub dan kekaguman terhadap mukjizat yang diberikan kepada para nabi sebelumnya, termasuk kelebihan Nabi Sulaiman yang dapat me...

Mukjizat Mukjizat Kanjeng Nabi Muhammad SAW

 Mukjizat-mukjizat Nabi Muhammad SAW merupakan bukti nyata kenabian beliau sekaligus tanda kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Mukjizat ini diberikan untuk mendukung perjuangan beliau dalam menyebarkan risalah Islam kepada umat manusia. Berikut beberapa mukjizat utama yang menjadi bukti tersebut: 1. Mukjizat Al-Qur'an Al-Qur'an adalah mukjizat terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. Kitab ini memiliki keindahan bahasa, kedalaman makna, dan kebenaran ilmiah yang tidak bisa ditandingi oleh siapa pun, baik pada masa lalu maupun masa kini. Al-Qur'an tetap relevan sebagai petunjuk hidup hingga akhir zaman. 2. Isra' dan Mi'raj Dalam satu malam, Nabi Muhammad SAW diperjalankan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa (Isra'), lalu naik ke langit hingga Sidratul Muntaha (Mi'raj) untuk bertemu Allah SWT. Peristiwa ini membuktikan kekuasaan Allah sekaligus mempertegas pentingnya salat lima waktu. 3. Membelah Bulan Nabi Muhammad SAW diberikan mukjizat m...