Dari Puasa Menuju Persatuan: Menumbuhkan Budaya Amal Jama’i di Masjid Firdaus Madiun
Membangun Budaya Amal Jama’i Melalui Puasa di Bulan Ramadhan
Refleksi dari Masjid Firdaus Madiun
Banyak hikmah pendidikan yang dapat kita petik dari ibadah puasa di bulan suci Ramadhan. Selain membentuk kecerdasan emosional, spiritual, dan sosial, terdapat satu nilai yang sangat luar biasa, yakni budaya amal jama’i kebiasaan beramal secara bersama-sama dalam semangat kebersamaan dan keikhlasan.
Selama bulan Ramadhan, hampir seluruh masjid baik di desa, kota, kampus, perkantoran, maupun kompleks perumahan ramai dengan jamaah yang melaksanakan salat wajib secara berjamaah. Salat Tarawih, tadarus Al-Qur’an, dan kegiatan berbagi takjil pun dilakukan bersama. Inilah gambaran indah dari budaya amal jama’i yang hidup di tengah umat Islam.
Jika kebiasaan ini terus dilanjutkan hingga menjadi budaya dalam kehidupan sehari-hari, niscaya akan terjadi perubahan besar ke arah yang lebih baik. Dalam Al-Qur’an dan sejarah, umat Islam pada masa Nabi dan para sahabat memiliki ‘izzah (harga diri dan kemuliaan) ketika menghadapi kaum kafir, serta kelembutan dan kasih sayang di antara sesamanya. Salah satu sebabnya ialah karena mereka terbiasa melakukan ruku’ dan sujud secara berjamaah, semata-mata mengharap ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ketika kaum Muslimin sudah menjadikan salat berjamaah dan memakmurkan masjid sebagai kebutuhan hidup, maka semangat berjamaah itu akan menular ke bidang muamalah. Mereka akan terdorong untuk berjamaah dalam membangun kekuatan umat, seperti mengembangkan pendidikan berkualitas yang dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dan orang-orang yang beriman, laki-laki maupun perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, mendirikan salat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
(QS. At-Taubah: 71)
Namun, untuk menumbuhkan budaya amal jama’i diperlukan keikhlasan dan kerendahan hati. Kita harus mau melebur dalam barisan yang rapi, menomorsatukan kebersamaan di atas ego pribadi.
Kita pun harus menyadari, kaum kafir pun membangun kekuatan melalui kerja sama yang solid dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik, dan pertahanan. Hal ini telah digambarkan Allah dalam firman-Nya:
“Dan orang-orang kafir, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Jika kamu tidak melaksanakan apa yang diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.”
(QS. Al-Anfal: 73)
Karena itu, marilah kita menumbuhkan dan membudayakan amal jama’i dalam berbagai aspek kehidupan. Jadikan hasil pendidikan spiritual dari ibadah puasa Ramadhan sebagai energi untuk memperkuat ukhuwah dan membangun peradaban Islam yang penuh rahmat.
Semoga Allah menerima amal ibadah kita, menyempurnakan kekurangannya, dan menjadikan kita termasuk golongan orang-orang yang bertakwa.
Aamiin Ya Rabbal ‘Alamiin.

0 Comments