"Logika Nubuwah: Antara BarangLogika Nubuwah: Antara Barang Rampasan dan Cinta kepada Rasulullah
Dalam perjalanan sejarah Islam, terdapat satu momen yang sangat menyentuh dan menunjukkan keagungan hati para sahabat Anshar serta kebijaksanaan Rasulullah ﷺ. Kisah ini terjadi setelah Perang Hunain, ketika Rasulullah membagikan harta rampasan perang kepada para muallaf dan kaum Quraisy yang baru masuk Islam.
Protes Kaum Anshar
Saat itu, kaum Anshar – para sahabat dari Madinah yang sejak awal setia membantu dan membela Rasulullah ﷺ – merasa kurang diperhatikan. Mereka ikut berperang, mempertaruhkan jiwa dan raga, namun tidak mendapatkan bagian dari harta rampasan. Sementara orang-orang Quraisy dan pendatang baru yang belum lama memeluk Islam justru menerima bagian yang besar, termasuk ternak dan barang berharga lainnya.
Beberapa dari kaum Anshar pun mulai bertanya-tanya, bahkan mengeluh: “Kami yang setia sejak awal, mengapa tidak mendapat apa-apa?” Sebuah pertanyaan yang manusiawi, namun juga menjadi pintu masuk bagi pelajaran berharga.
Jawaban Nabi dengan Logika Nubuwah
Mendengar kegelisahan itu, Rasulullah ﷺ tidak langsung memarahi mereka. Beliau malah mengumpulkan kaum Anshar secara khusus, kemudian menyampaikan penjelasan dengan hati yang lembut dan logika yang menyentuh jiwa.
Beliau bersabda (dalam makna):
“Wahai kaum Anshar, bukankah aku datang kepada kalian dalam keadaan terusir, dan kalian menerima aku? Bukankah kalian yang melindungiku saat orang lain menolak? Bukankah kalian yang menolong agama Allah sejak awal?”
Lalu Rasulullah melanjutkan dengan logika yang menggetarkan hati:
“Orang-orang Quraisy mendapatkan unta dan harta rampasan, sedangkan kalian pulang membawa Rasulullah ke rumah kalian. Maka pilihlah, apakah kalian lebih suka membawa harta, atau membawa aku?”
Air Mata Anshar Menjawab
Mendengar pernyataan itu, kaum Anshar pun menangis. Mereka sadar bahwa yang mereka miliki jauh lebih berharga daripada unta dan perak. Mereka tidak membawa harta dunia, namun mereka membawa Rasulullah ﷺ, sang pemimpin umat, cahaya petunjuk, dan rahmat bagi seluruh alam.
Mereka pun serempak menjawab:
“Kami ridha membawa engkau, wahai Rasulullah!”
Pelajaran dari Kisah Ini
- Keutamaan Cinta kepada Rasulullah ﷺ: Lebih mulia daripada harta dan rampasan dunia.
- Logika Nubuwah: Rasulullah ﷺ tidak hanya menggunakan nalar materi, tapi menyentuh hati dan akal dengan kebijaksanaan langit.
- Sikap Tawadhu' dan Penerimaan: Kaum Anshar mengajarkan bagaimana bersikap rendah hati dan menerima keputusan Allah dan Rasul-Nya.
- Pentingnya Komunikasi yang Lembut: Rasulullah ﷺ tidak menanggapi protes dengan marah, namun dengan kasih sayang dan dialog menyentuh hati.
Penutup
Dalam kehidupan sehari-hari, kadang kita merasa tidak adil ketika tidak mendapatkan apa yang kita inginkan, padahal kita sudah berjuang. Namun, kisah ini mengajarkan kita untuk melihat dengan kacamata akhirat, bukan hanya dunia. Barang bisa habis, tapi cinta kepada Rasul dan perjuangan di jalan Allah adalah bekal yang abadi.
Maka, pilih yang mana? Barang rampasan atau membawa Rasulullah ﷺ di hati kita?
Komentar
Posting Komentar