Allah Lebih Mencintai Orang Miskin yang Bersedekah dan Pemuda yang Mau Bertobat
Dalam ajaran Islam, kedermawanan, kerendahan hati, dan taubat adalah perbuatan yang sangat dicintai Allah SWT. Allah memberikan apresiasi besar kepada siapa saja yang melakukan kebaikan, tanpa memandang status sosial, usia, ataupun jumlah harta. Bahkan dalam beberapa hadits qudsi, Allah menunjukkan bahwa ada tingkatan cinta yang berbeda sesuai dengan kondisi dan perjuangan setiap orang.
Hadits Qudsi: Allah Mencintai Kedermawanan
Rasulullah SAW menyampaikan hadits qudsi yang artinya:
"Sesungguhnya Aku mencintai orang kaya yang dermawan. Namun Aku lebih mencintai orang miskin yang dermawan."
(HR. Al-Baihaqi)
Hadits ini mengajarkan bahwa Allah menyukai orang yang kaya dan dermawan, tetapi Allah lebih mencintai orang miskin yang mau bersedekah meskipun dalam keterbatasan.
Mengapa demikian? Karena orang miskin bersedekah dengan penuh keikhlasan dan pengorbanan. Harta yang ia keluarkan sangat ia butuhkan, tetapi karena cintanya kepada Allah dan keyakinannya akan balasan-Nya, ia tetap berbagi.
Dalil dari Al-Qur'an
Allah SWT berfirman:
"Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan."
(QS. Al-Insan: 8)
Ini menunjukkan betapa mulianya orang yang mau memberi walau dirinya sendiri juga membutuhkan.
Allah Mencintai Orang yang Tidak Sombong
Selain itu, ada pelajaran penting dari hadits tentang kerendahan hati. Allah mencintai orang miskin yang tidak sombong, karena biasanya orang yang hidup dalam kesulitan justru mudah merasa rendah diri atau bahkan iri kepada yang lain. Namun, Allah lebih menyukai orang kaya yang tidak sombong.
Mengapa? Karena orang kaya memiliki lebih banyak ujian dalam menjaga hatinya. Kekayaan bisa menjerumuskan kepada kesombongan dan merasa lebih baik dari orang lain. Maka, ketika seorang kaya tetap rendah hati, Allah sangat mencintainya.
Hikmah:
Orang miskin yang tidak sombong adalah orang yang tahu diri, sabar, dan tidak iri.
Orang kaya yang tidak sombong adalah orang yang mampu melawan hawa nafsu, menjaga kesadaran bahwa semua adalah titipan Allah.
Allah Mencintai Orang Tua yang Mau Bertobat, Lebih Mencintai Pemuda yang Mau Bertobat
Allah mencintai siapa pun yang mau bertobat, tanpa memandang usia. Bahkan, Allah mencintai orang tua yang di masa tuanya kembali kepada Allah dengan taubat yang sungguh-sungguh.
Namun, Allah lebih mencintai pemuda yang mau bertobat di usia mudanya. Mengapa? Karena masa muda adalah masa penuh godaan, penuh syahwat, penuh kesenangan dunia. Jika seorang pemuda mau meninggalkan dosa dan kembali kepada Allah di tengah godaan masa mudanya, itu adalah sesuatu yang sangat mulia di sisi Allah.
Sabda Nabi SAW:
"Ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, salah satunya adalah pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hikmah:
Orang tua yang mau bertobat menunjukkan kesadaran setelah melewati perjalanan panjang hidupnya.
Pemuda yang mau bertobat menunjukkan keteguhan iman sejak usia muda, di saat banyak orang seusianya tenggelam dalam dunia.
Allah SWT mencintai hamba-Nya yang dermawan, tidak sombong, dan mau bertobat, siapa pun dia. Namun, ada tingkatan kecintaan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang berhasil melawan hawa nafsu dan godaan sesuai dengan kondisi mereka:
Allah suka kepada orang kaya yang dermawan, tetapi lebih suka kepada orang miskin yang bersedekah.
Allah suka kepada orang miskin yang tidak sombong, tetapi lebih suka kepada orang kaya yang rendah hati.
Allah suka kepada orang tua yang mau bertobat, tetapi lebih suka kepada pemuda yang bertobat di usia muda.
Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang Allah cintai. Aamiin.
Komentar
Posting Komentar