Langsung ke konten utama

Khotbah Jumat Masjid Firdaus Allah Lebih Mencintai Orang Miskin yang Bersedekah

 


Allah Lebih Mencintai Orang Miskin yang Bersedekah dan Pemuda yang Mau Bertobat

Dalam ajaran Islam, kedermawanan, kerendahan hati, dan taubat adalah perbuatan yang sangat dicintai Allah SWT. Allah memberikan apresiasi besar kepada siapa saja yang melakukan kebaikan, tanpa memandang status sosial, usia, ataupun jumlah harta. Bahkan dalam beberapa hadits qudsi, Allah menunjukkan bahwa ada tingkatan cinta yang berbeda sesuai dengan kondisi dan perjuangan setiap orang.

Hadits Qudsi: Allah Mencintai Kedermawanan

Rasulullah SAW menyampaikan hadits qudsi yang artinya:

"Sesungguhnya Aku mencintai orang kaya yang dermawan. Namun Aku lebih mencintai orang miskin yang dermawan."
(HR. Al-Baihaqi)

Hadits ini mengajarkan bahwa Allah menyukai orang yang kaya dan dermawan, tetapi Allah lebih mencintai orang miskin yang mau bersedekah meskipun dalam keterbatasan.

Mengapa demikian? Karena orang miskin bersedekah dengan penuh keikhlasan dan pengorbanan. Harta yang ia keluarkan sangat ia butuhkan, tetapi karena cintanya kepada Allah dan keyakinannya akan balasan-Nya, ia tetap berbagi.

Dalil dari Al-Qur'an

Allah SWT berfirman:

"Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan."
(QS. Al-Insan: 8)

Ini menunjukkan betapa mulianya orang yang mau memberi walau dirinya sendiri juga membutuhkan.

Allah Mencintai Orang yang Tidak Sombong

Selain itu, ada pelajaran penting dari hadits tentang kerendahan hati. Allah mencintai orang miskin yang tidak sombong, karena biasanya orang yang hidup dalam kesulitan justru mudah merasa rendah diri atau bahkan iri kepada yang lain. Namun, Allah lebih menyukai orang kaya yang tidak sombong.

Mengapa? Karena orang kaya memiliki lebih banyak ujian dalam menjaga hatinya. Kekayaan bisa menjerumuskan kepada kesombongan dan merasa lebih baik dari orang lain. Maka, ketika seorang kaya tetap rendah hati, Allah sangat mencintainya.

Hikmah:

  • Orang miskin yang tidak sombong adalah orang yang tahu diri, sabar, dan tidak iri.

  • Orang kaya yang tidak sombong adalah orang yang mampu melawan hawa nafsu, menjaga kesadaran bahwa semua adalah titipan Allah.

Allah Mencintai Orang Tua yang Mau Bertobat, Lebih Mencintai Pemuda yang Mau Bertobat

Allah mencintai siapa pun yang mau bertobat, tanpa memandang usia. Bahkan, Allah mencintai orang tua yang di masa tuanya kembali kepada Allah dengan taubat yang sungguh-sungguh.

Namun, Allah lebih mencintai pemuda yang mau bertobat di usia mudanya. Mengapa? Karena masa muda adalah masa penuh godaan, penuh syahwat, penuh kesenangan dunia. Jika seorang pemuda mau meninggalkan dosa dan kembali kepada Allah di tengah godaan masa mudanya, itu adalah sesuatu yang sangat mulia di sisi Allah.

Sabda Nabi SAW:

"Ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, salah satunya adalah pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hikmah:

  • Orang tua yang mau bertobat menunjukkan kesadaran setelah melewati perjalanan panjang hidupnya.

  • Pemuda yang mau bertobat menunjukkan keteguhan iman sejak usia muda, di saat banyak orang seusianya tenggelam dalam dunia.

Allah SWT mencintai hamba-Nya yang dermawan, tidak sombong, dan mau bertobat, siapa pun dia. Namun, ada tingkatan kecintaan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang berhasil melawan hawa nafsu dan godaan sesuai dengan kondisi mereka:

  • Allah suka kepada orang kaya yang dermawan, tetapi lebih suka kepada orang miskin yang bersedekah.

  • Allah suka kepada orang miskin yang tidak sombong, tetapi lebih suka kepada orang kaya yang rendah hati.

  • Allah suka kepada orang tua yang mau bertobat, tetapi lebih suka kepada pemuda yang bertobat di usia muda.

Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang Allah cintai. Aamiin.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perilaku Anak Anak Di Masjid Firdaus Madiun

Perilaku anak-anak di masjid saat sholat sering kali bervariasi tergantung pada usia, pemahaman, dan tingkat kedewasaan mereka. Ada beberapa tipe perilaku yang sering terlihat, seperti: 1. Bermain atau Berlari     Anak-anak kecil sering kali terlihat berlarian atau bermain di area masjid. Mereka belum sepenuhnya mengerti pentingnya menjaga ketenangan, sehingga lebih sering mengikuti naluri bermain mereka. Biasanya, ini terjadi pada anak usia balita hingga sekolah dasar awal. 2. Mengikuti Gerakan Sholat    Beberapa anak mencoba mengikuti gerakan sholat orang dewasa, terutama jika mereka sudah diajarkan oleh orang tua atau di sekolah. Meski gerakannya belum sempurna, mereka mencoba untuk ikut serta, yang sebenarnya bisa menjadi langkah awal yang baik dalam belajar sholat. 3. Mengganggu Teman atau Jamaah Lain    Anak-anak yang datang ke masjid bersama teman-temannya kadang bermain bersama, terkadang bahkan saling mengganggu saat sholat. Tentu, ini bisa me...

Mukjizat Mukjizat Kanjeng Nabi Muhammad SAW

 Mukjizat-mukjizat Nabi Muhammad SAW merupakan bukti nyata kenabian beliau sekaligus tanda kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Mukjizat ini diberikan untuk mendukung perjuangan beliau dalam menyebarkan risalah Islam kepada umat manusia. Berikut beberapa mukjizat utama yang menjadi bukti tersebut: 1. Mukjizat Al-Qur'an Al-Qur'an adalah mukjizat terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. Kitab ini memiliki keindahan bahasa, kedalaman makna, dan kebenaran ilmiah yang tidak bisa ditandingi oleh siapa pun, baik pada masa lalu maupun masa kini. Al-Qur'an tetap relevan sebagai petunjuk hidup hingga akhir zaman. 2. Isra' dan Mi'raj Dalam satu malam, Nabi Muhammad SAW diperjalankan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa (Isra'), lalu naik ke langit hingga Sidratul Muntaha (Mi'raj) untuk bertemu Allah SWT. Peristiwa ini membuktikan kekuasaan Allah sekaligus mempertegas pentingnya salat lima waktu. 3. Membelah Bulan Nabi Muhammad SAW diberikan mukjizat m...

Nabi Muhammad Iri Nabi Sulaiman

Kajian Ahad Pagi  Di Masjid Firdaus Madiun  Nabi Muhammad SAW pernah menyampaikan rasa takjub terhadap nikmat yang Allah berikan kepada Nabi Sulaiman AS, yang mampu bepergian ke mana saja dengan angin sebagai kendaraannya. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bahkan berkeinginan untuk mendapatkan kemudahan seperti itu. Namun, Allah menegaskan bahwa keistimewaan masing-masing nabi sudah sesuai dengan kebijaksanaan-Nya. Meski Nabi Sulaiman diberi kelebihan menguasai angin, Nabi Muhammad SAW memiliki keistimewaan yang lebih besar, yakni sebagai rahmat bagi seluruh alam dan penutup para nabi.  Tidak ada riwayat yang sahih yang menyebutkan bahwa Rasulullah Muhammad SAW merasa iri terhadap nikmat yang diberikan kepada Nabi Sulaiman AS atau bahwa beliau meminta sesuatu yang serupa. Namun, dalam beberapa riwayat, Rasulullah SAW memang mengungkapkan rasa takjub dan kekaguman terhadap mukjizat yang diberikan kepada para nabi sebelumnya, termasuk kelebihan Nabi Sulaiman yang dapat me...