Langsung ke konten utama

Dldiklah Anak Sejak Dini Ala Sayyidina Ali Radya'anhu


Mendidik Anak Sejak Dini 0 - 6 th: Meneladani Sayyidina Ali r.a.

Mendidik anak adalah amanah besar yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab, cinta, dan keteladanan. Sayyidina Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu—sepupu sekaligus menantu Rasulullah ﷺ—adalah salah satu teladan dalam pendidikan anak. Beliau pernah berkata:

"Didiklah anakmu pada tujuh tahun pertama dengan penuh kasih sayang, tujuh tahun kedua dengan kedisiplinan, dan tujuh tahun ketiga dengan persahabatan."

Maka, pada usia 0 hingga 6 tahun, anak perlu mendapatkan kasih sayang sepenuh hati. Ini adalah masa fondasi emas dalam pertumbuhan karakter, akhlak, dan kecerdasan emosional.

1. Curahkan Kasih Sayang Tanpa Syarat

Anak usia dini butuh pelukan, senyuman, dan kehangatan. Dalam rumah tangga Sayyidina Ali dan Sayyidah Fatimah, kita melihat bagaimana anak-anak seperti Hasan dan Husain tumbuh dalam suasana penuh cinta dan kelembutan. Rasulullah ﷺ pun sering mencium cucunya di depan sahabat sebagai bentuk kasih sayang nyata.

"Barangsiapa tidak menyayangi, ia tidak akan disayangi." (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Muliakan Anak dengan Keteladanan

Keteladanan lebih kuat dari kata-kata. Jika ingin anak jujur, jadilah pribadi yang jujur. Jika ingin anak salih, tampakkan kebiasaan salih dalam keseharian. Sayyidina Ali mendidik dengan memberi contoh akhlak terpuji, seperti berani dalam kebenaran, sabar dalam kesulitan, dan ikhlas dalam beramal.

3. Bentuk Karakter Anak Sejak Dini

Usia 0–6 tahun adalah masa “menyerap” segala perilaku dan nilai. Inilah saatnya mengenalkan adab sederhana: sopan saat berbicara, menghormati orang tua, serta mencintai Allah dan Rasul-Nya. Tanamkan kepribadian anak dengan akhlak Qur'ani secara perlahan namun konsisten.

4. Tanamkan Kejujuran Sejak Awal

Kejujuran bukan sekadar perilaku, tapi fondasi iman. Ajari anak untuk mengatakan yang sebenarnya, meski pahit. Jangan pernah menghukum anak karena berkata jujur. Sebaliknya, pujilah kejujurannya agar ia merasa bangga dengan kebaikan.

5. Rangsang Imajinasi agar Kreatif

Sayyidina Ali sangat mencintai ilmu dan hikmah. Dalam mendidik anak, kita bisa mendorong imajinasi mereka lewat cerita-cerita nabi, kisah sahabat, menggambar, bermain peran, hingga membuat kerajinan tangan. Imajinasi yang sehat melahirkan kreativitas dan kecerdasan emosional.

Penutup

Mendidik anak usia dini bukan hanya soal memberi makan dan pakaian, tapi juga menumbuhkan jiwanya. Meneladani Sayyidina Ali r.a. memberi kita panduan berharga dalam membentuk anak yang cerdas, jujur, dan berakhlak mulia.

🌱 Didiklah anak dengan cinta, tuntun dengan teladan, dan bimbing dengan iman. 🌱

Sumber : Didiklah Anakmu seperti Sayyidina Ali bin Abi Thalib, oleh Yusuf Rahman

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perilaku Anak Anak Di Masjid Firdaus Madiun

Perilaku anak-anak di masjid saat sholat sering kali bervariasi tergantung pada usia, pemahaman, dan tingkat kedewasaan mereka. Ada beberapa tipe perilaku yang sering terlihat, seperti: 1. Bermain atau Berlari     Anak-anak kecil sering kali terlihat berlarian atau bermain di area masjid. Mereka belum sepenuhnya mengerti pentingnya menjaga ketenangan, sehingga lebih sering mengikuti naluri bermain mereka. Biasanya, ini terjadi pada anak usia balita hingga sekolah dasar awal. 2. Mengikuti Gerakan Sholat    Beberapa anak mencoba mengikuti gerakan sholat orang dewasa, terutama jika mereka sudah diajarkan oleh orang tua atau di sekolah. Meski gerakannya belum sempurna, mereka mencoba untuk ikut serta, yang sebenarnya bisa menjadi langkah awal yang baik dalam belajar sholat. 3. Mengganggu Teman atau Jamaah Lain    Anak-anak yang datang ke masjid bersama teman-temannya kadang bermain bersama, terkadang bahkan saling mengganggu saat sholat. Tentu, ini bisa me...

Mukjizat Mukjizat Kanjeng Nabi Muhammad SAW

 Mukjizat-mukjizat Nabi Muhammad SAW merupakan bukti nyata kenabian beliau sekaligus tanda kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. Mukjizat ini diberikan untuk mendukung perjuangan beliau dalam menyebarkan risalah Islam kepada umat manusia. Berikut beberapa mukjizat utama yang menjadi bukti tersebut: 1. Mukjizat Al-Qur'an Al-Qur'an adalah mukjizat terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. Kitab ini memiliki keindahan bahasa, kedalaman makna, dan kebenaran ilmiah yang tidak bisa ditandingi oleh siapa pun, baik pada masa lalu maupun masa kini. Al-Qur'an tetap relevan sebagai petunjuk hidup hingga akhir zaman. 2. Isra' dan Mi'raj Dalam satu malam, Nabi Muhammad SAW diperjalankan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa (Isra'), lalu naik ke langit hingga Sidratul Muntaha (Mi'raj) untuk bertemu Allah SWT. Peristiwa ini membuktikan kekuasaan Allah sekaligus mempertegas pentingnya salat lima waktu. 3. Membelah Bulan Nabi Muhammad SAW diberikan mukjizat m...

Nabi Muhammad Iri Nabi Sulaiman

Kajian Ahad Pagi  Di Masjid Firdaus Madiun  Nabi Muhammad SAW pernah menyampaikan rasa takjub terhadap nikmat yang Allah berikan kepada Nabi Sulaiman AS, yang mampu bepergian ke mana saja dengan angin sebagai kendaraannya. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bahkan berkeinginan untuk mendapatkan kemudahan seperti itu. Namun, Allah menegaskan bahwa keistimewaan masing-masing nabi sudah sesuai dengan kebijaksanaan-Nya. Meski Nabi Sulaiman diberi kelebihan menguasai angin, Nabi Muhammad SAW memiliki keistimewaan yang lebih besar, yakni sebagai rahmat bagi seluruh alam dan penutup para nabi.  Tidak ada riwayat yang sahih yang menyebutkan bahwa Rasulullah Muhammad SAW merasa iri terhadap nikmat yang diberikan kepada Nabi Sulaiman AS atau bahwa beliau meminta sesuatu yang serupa. Namun, dalam beberapa riwayat, Rasulullah SAW memang mengungkapkan rasa takjub dan kekaguman terhadap mukjizat yang diberikan kepada para nabi sebelumnya, termasuk kelebihan Nabi Sulaiman yang dapat me...