Kisah ini lebih sering dikaitkan dengan zaman Nabi Musa AS, di mana terdapat seorang ahli ibadah yang sombong dan seorang pendosa yang rendah hati. Berikut adalah kisahnya:
Kisah Ahli Ibadah yang Sombong dan Pendosa yang Rendah Hati
Pada zaman Nabi Musa AS, hiduplah seorang lelaki yang dikenal sebagai ahli ibadah. Ia rajin beribadah, banyak berdoa, dan merasa dirinya dekat dengan Allah.
Di sisi lain, ada seorang lelaki lain yang terkenal sebagai pendosa. Ia telah banyak melakukan kesalahan, tetapi suatu hari hatinya tergerak untuk bertobat dan mencari ilmu agar lebih dekat dengan Allah.
Dalam perjalanannya, si pendosa bertemu dengan si ahli ibadah. Namun, karena merasa dirinya kotor dan penuh dosa, ia tetap menjaga jarak. Ia berpikir, "Aku tidak pantas dekat dengan orang suci seperti dia."
Sementara itu, si ahli ibadah melihat si pendosa dan merasa jijik. Dalam hatinya, ia berkata, "Aku adalah orang saleh yang banyak beribadah, sedangkan dia penuh dosa. Aku lebih baik menjauh darinya agar tidak ternoda oleh dosanya."
Lalu Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Musa AS:
"Sampaikan kepada mereka berdua bahwa Aku telah mengampuni dosa si pendosa karena kerendahan hatinya dan keinginannya untuk bertaubat. Sedangkan Aku telah menghapus seluruh amal ibadah si ahli ibadah karena kesombongannya."
Ketika mendengar perintah Allah ini, si ahli ibadah terkejut dan sadar bahwa ilmunya tidak berarti jika diiringi dengan kesombongan. Sedangkan si pendosa semakin bersyukur dan bertambah ketakwaannya kepada Allah.
Hikmah dari Kisah Ini
- Kesombongan dalam ibadah bisa menghancurkan pahala, sementara ketulusan dalam bertaubat bisa menghapus dosa.
- Allah melihat isi hati manusia, bukan hanya amal luarnya.
- Jangan pernah meremehkan orang lain, karena hanya Allah yang mengetahui keadaan hati hamba-Nya.
Kisah ini mengajarkan bahwa ilmu dan ibadah seharusnya membuat seseorang semakin rendah hati, bukan merasa lebih baik dari orang lain.
Komentar
Posting Komentar